Arum Kusuma Dewi menawarkan angle berbeda. Sisi lain pengamanan kampanye Partai Demokrat. Sayang, visualnya tak optimal.
Masih mengevaluasi tugas live report mahasiswa kelas ‘Jurnalistik Televisi’ Universitass Multimedia Nusantara. Mengikuti kampanye terbuka Partai Demokrat di Lapangan Senopati, Blok S, Jakarta Selatan, Arum mengambil sudut pandang lain. Ia mewawancarai anggota Satuan Tugas Rajawali. Ia mewawancarai Risma, komandan nasional satgas untuk menjelaskan barang apa itu yang disebut ‘Satgas Rajawali’.
Arum yang juga aktivis UMN Broadcaster ini mengambil beberapa visual sekuen pengamanan saat Satgas Rajawali bekerja di ring satu lokasi kampanye. Pertanyaan yang diajukan pun tajam, dari job description, sejarah, sampai proses rekrutme. Akhirnya, lahirlah soundbyte keren dari Risma, “Di mana-mana Satgas Rajawali selalu datang duluan dan pulang belakangan, demi pengamanan acara.”
Sayang, selain CG-nya banyak kosong serta audio sempat bermasalah, visual saat kampanye kurang memadai. Tak ada gambar massa, acara joget maupun orasi jurkam, yang seharusnya bisa mengisi insert ketika Arum on-cam.
Proses liputan
Arum memaparkan alasan mengenai pemilihan anglenya.“Saya meliput dari sisi pengamanan kampanye terbuka. Beberapa partai besar seperti Demokrat, Gerindra, dan Golkar memiliki satuan petugas masing-masing yang bertugas untuk mengamankan jalannya kampanye maupun kegiatan-kegiatan partai,” jelasnya.
Ia menuturkan, Satgas Partai Demokrat yang dibentuk langsung oleh Susilo Bambang Yudhohyono dinamakan Satgas Rajawali. Satgas ini terdiri dari pria dan wanita. Satgas wanitanya pun menggunakan riasan tebal dan dandanan rapi, meski memakai seragam ala militer.
“Kendala utama yang saya hadapi adalah susahnya menemukan narasumber yang tepat dan bersedia diwawancara,” ungkap Arum. Awalnya ia akan mewawancarai Siti, salah satu satgas yang pangkatnya tinggi, atas rekomendasi personil-personil lain. Tetapi Siti hanya mau diwawancara setelah acara selesai. “Namun saat saya hendak mewawancarainya, ia malah meminta Risma, komandan nasionalnya untuk diwawancara,” kata Arum.
Di lapangan, Arum menggunakan kamera HXR 50 dan microphone dengan kabel extension-nya. Untuk penyuntingan visual, ia memakai Adobe Premiere CS 6.