Elmo tampil di depan pintu gerbang gedung wakil rakyat. Sayang, hanya monolog.
Lokasi Benedict Elmo meliput aksi unjuk rasa Hari Buruh berbeda dengan lainnya. Kalau kawan-kawannya, mahasiswa kelas Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) memilih lokasi di sekitar Thamrin-Sudirman –kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Elmo memilih persis di muka DPR/MPR.
Sayang memang, setelah dibuka dengan peta lokasi Jakarta dari alam semesta raya, Elmo kurang mengekslorasi suasana di lokasi. Atmosfer atau natural sound di lokasi terhitung semarak, tapi mengapa tak mencoba menggaet narasumber dari sana?
Elmo juga kurang menjelaskan, buruh yang berkumpul di Senayan itu dari elemen apa saja, dan apa yang menjadi inti tuntutan mereka. Catatan kecil lain, sensitiflah terhadap hal detail. Misalnya, lokasi Senayan, yang benar ada di Jakarta Pusat, bukan Jakarta Selatan.
Proses liputan
Elmo mengaku meliput aksi buruh dengan kamera SLR dan handphone sebagai alat perekam suara. “Tak banyak kendala teknis, kecuali masih ngantuk berat karena harus meliput pagi-pagi. Ditambah jalanan macet banget,” kata pria asal Depok ini.
Menurut Elmo, ia mendapat kesan berarti saat meliput buruh karena bisa melihat langsung bagaimana mereka berjuang keras agar aspirasinya bisa didengar wakil rakyat yang terhormat.