Beberapa orang memiliki kelebihan khusus dalam tekanan suara dan aksentuasinya yang kuat. Heri Ratu salah satunya.
Kekuatan liputan aksi unjuk rasa Hari Buruh 2014 ini ada pada musik pengantar paket yang sangat ‘bernyawa’.Ditambah parade visual yang menawan, musik latar yang kuat itu kian sempurna saat suara Heri masuk, memberi lead narasi paskah dengan dubbing nan menghentak. Menyaksikan paket liputan ini, dengan suara khas Heri sebagai pencerita, layaknya menyaksikan sandiwara radio saja.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=K0xtnlQodO0]
Salah seorang ‘legend’ bersuara baritone di dunia televisi Indonesia adalah George Irvan, yang dikenal dengan gaya khasnya saat membacakan editorial Media Indonesia di Metro TV. Heri bisa sukses memanfaatkan potensi ini, asal ia tekun, mengasah kelebihannya dan memiliki ciri khas tersendiri dalam membawakan ‘voice over’-nya.
Sayang memang, liputan aksi demo di pusat Jakarta ini tak disertai stand-up khusus Heri melaporkan suasana. Ia hanya menampilkan wawancara dengan perwakilan pengunjuk rasa dari Serikat Pekerja Nasional (SPN), tak beda saat Heri berdialog dengan Kapolresta Tangerang Kombes Irfing Jaya pada tugas Ujian Tengah Semester sebelumnya. Padahal, kalau Heri melakukan stand-up sendirian menghadap kamera (bukan mewawancarai narasumber saja) akan dapat diukur, seberapa kuat karakter serta kepercayaan dirinya sebagai jurnalis televisi.
Proses peliputan
Heri berkisah, ia tiba di lokasi pada jam 9.30 pagi dan bertemu dengan rekan-rekan sekelas untuk secara bersama meliput (bergantian merekam video). “Secara umum liputan berjalan lancar. informasi tentang tuntutan para buruh banyak kami dapatkan baik dari wawancara maupun selebaran yang banyak dibagi,” kisahnya Kesempatan untuk “berbelanja gambar dan suara” pun banyak karena waktunya yang memang panjang dari pagi hingga siang hari.
Heri menuturkan, kesulitan utama dalam liputan kali ini adalah menemukan koordinator kelompok-kelompok buruh yang dapat diwawancarai. “Saya mendapatkan seorang narasumber koordinator lapangan Serikat Pekerja Nasional Kabupaten Tangerang, setelah bersusah payah mencari siapa yang bisa dan layak diwawancarai,” urainya. antangan lain dalam liputan ini adalah cuaca panas, berdesak-desakan di tengah keramaian menimbulkan rasa cemas keselamatan diri dan peralatan kamera. Heri meliput aksi May Day dengan membawa Camera canon (dslr) 60d, tripod, Panasonic shotgun microphone, serta recorder sony sebagai piranti cadangan merekam suara.