Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Berhati-hatilah terhadap Istilah Asing

Liputan Monique bisa dibilang sempurna. Cadelnya tertutupi rasa percaya diri nan amat tinggi. Perhatikan persoalan bahasa.

Dalam liputan kampanye Partai Gerindra saat tugas Ujian Tengah Semester, sudah tersampaikan pujian betapa Monique Fiolitha mampu menutupi bawaan cadel dalam dirinya menjadi laporan nan runut karena tingginya rasa kepercayaan diri.

Pun demikian pada tugas Ujian Akhir Semester ini. Monique tampil tenang dan menjalankan skenarionya saat liputan Hari Buruh di kawasan Sudirman-Thamrin. Mengambil banyak gambar cantik, serta mewawancarai Ilyas, seorang pekerja bank asing di Indonesia.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=pYaPn1P0lrw]

Perhatian saja, Monique harus lebih menaruh perhatian pada istilah-istilah asing yang dibawakannya. Gini ratio, atau koefisien gini, yang berarti ratio untuk mengukur ketimpangan pendapatan rakyat suatu daerah/negara, belum merupakan istilah yang banyak dikenal di Indonesia. Harus dijelaskan, apa itu gini ratio, atau GAP yang sekilas disebutnya sebagai ‘kesenjangan antara si kaya dan si miskin’.

Masalah lain, yakni soal bahasa. Dalam CG/Chargen, Monique menulis ‘Perusahaan Tidak Mengabaikan Undang-Undang Serikat Perkerja’. Arti sebenarnya dari mengabaikan adalah mengindahkan, atau menaati. Jadi, kalau yang dimaksud “Banyak perusahaan sering memecat karyawan yang mendirikan serikat pekerja,” maka kalimat CG yang tepat seharusnya, ‘Perusahaan Mengabaikan Undang-Undang Serikat Perkerja’.

Proses liputan

Monique berkisah, ia mengambil gambar pertama ketika berada di atas jembatan busway menggunakan handphone. “Saya dan teman-teman berkeliling, melihat-lihat, dan mengambil gambar yang banyak. Kami tak ingin segera memulai stand-up karena suasana yang belum ramai,” kisahnya.

Setelah beberapa jam kemudian, matahari semakin menyengat sehingga ia pun berkeringat. Kondisi saat itu sudah ramai. Terdapat pria mengenakan baju hitam merah dan kacamata hitam, yang nampaknya pemimpin KSPI sedang berbicara di atas panggung. Berkali-kali dia berteriak, “Heh ngantri!!! Para peserta jangan ada yang jalan duluan, ikuti saya!!!” Niat awal Monique yang ingin melakukan stand up sambil berjalan di depan mereka, urung, karena takut dimarahi olehnya.

Ia bertutur, sebelum melakukan stand-up, Monique menanya-nanyai para buruh yang lewat, tentang mengapa dia ikutan, apa yang ingin dia tuntut, apa yang anda harapkan, apakah demonstrasi ini anda lakukan secara ikhlas atau hanya ikut-ikutan. “Hal itu saya lakukan sambil berbicara biasa,” ungkapnya.

Sekitar pukul 11-an, Monique melakukan stand-up di samping Plaza Indonesia. “Saat itu, suasanya sangat ramai, terdapat omongan orang yang lewat, teriakan para buruh yang menyuarakan suaranya, bunyi kendaraan, dan suara musik,” paparnya.  Ada empat alat yang dipakainya, yaitu handphone untuk mengambil gambar-gambar/video , kamera SLR, Tripod , dan Mic.

Ia pun melakukan stand-up lebih dari dua kali. Ramainya suasana di sana, panasnya sinar matahari, dan orang-orang yang berlalu-lalang, membuat konsentrasi terbelah, antara mau berbicara di depan kamera, menjaga suara agar tidak terlalu cempreng, mengingat-ingat naskah, omongan orang yang lewat-lewat dan sebagainya. “Konsentrasi dalam melakukan stand-up menjadi kendala bagi saya. Setelah melakukan take sebanyak enam kali, akhirnya saya mendapatkan hasil stand-up yang saya inginkan,” urainya

Kendala lainnya adalah mencari orang yang bisa diwawancarai, ada yang mau diwawancarai tapi ada juga yang tidak. Mulanya ada seorang ibu yang bersedia ditanya-tanyai, namun jawabannya tidak memuaskan bagi saya, sehingga Monique pun mencari orang lain lagi. Akhirnya, ia bertemu dengan Ilyas dari American Standard Indonesia. “Saya menanyakan mengenai apa titik berat dari tuntutannya pada demonstrasi ini dan harapan apa yang diinginkan dari pemerintah,” ceritanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.