Hari ke-1 di Hawaii: Aloha, Selamat Datang di Hawaii

Tiba di Maui, satu dari gugusan kepulauan yang ada di Hawaii. Sempat mampir di kota tempat Barack Obama dilahirkan.

Naik Wiki Wiki, shuttle bus di bandara Honolulu. Pintu gerbang AS di Kepulauan Hawaii.
Naik Wiki Wiki, shuttle bus di bandara Honolulu. Pintu gerbang AS di Kepulauan Hawaii.

Setelah menempuh belasan jam penerbangan, akhirnya sampai juga saya di tempat tujuan ‘retreat’ selama 25 hari ke depan: Hawaii. Dari Jakarta 7 jam ke Tokyo, lanjut 7 jam lagi ke Honolulu, masih disambung 30 menit penerbangan ke Pulau Maui. Tiga penerbangan, tiga maskapai, dan empat bandara di dua benua.

Bandara terakhir yang saya injak adalah Kahului, nama airport di Pulau Maui, Hawaii. Sebelumnya saya mengetuk pintu imigrasi Amerika Serikat di Hawaii yang ada di ibukota di negara bagian ke-50 ini: Honolulu. Di kota tempat presiden ke-44 AS, Barack Obama dilahirkan itulah, paspor saya kembali mendapat stempel Amerika, serta koper bagasi dikeluarkan dari pesawat United Airlines, sebelum masuk ke perut Hawaii Airlines menuju Maui.

Di bandara Kahului, bersama 5 peserta lain asal Indonesia, kami dijemput mobil shuttle menuju lokasi training sekaligus penginapan. Sampai di sana, bertemu banyak peserta lain yang akan mengikuti agenda serupa. Total ada 61 peserta dari 29 negara yang datang secara bergelombang.

Di sinilah baru nyadar, kalau saya merasa perjalanan menempuh 7000-an mil sudah seperti mengelilingi dunia, sesungguhnya itu tak ada apa-apanya. “Dari Chennai, saya menuju Calcutta, lanjut ke London, terus ke Los Angeles. Dari LA langsung ke Maui,” kata Monaj, seorang kawan asal dari India. Ada kawan India lain, rutenya dari kota di utara India meuju Calcutta-Delhi-London-LA-Maui total 29 jam penerbangan dan 15 jam transit. Saya cuma geleng-geleng kepala sambil berseru, “Hah? Ke Hawaii lewat London?” Jalur perjalanan via LA juga ditempuh kawan sekamar saya asal Brasil, yang saat saya mengetik tulisan ini ia tertidur pulas di kasur sebelah, tampaknya kelelahan usai acara outbond sore tadi. “Dari Recife ke LA, dari LA ke Maui,” kata Enrique, seorang pegawai bank yang juga pendeta di kota dekat Recife, salah satu host Piala Dunia 2014.

Ada juga Vladimir, seorang peserta dari Bulgaria, yang dari Eropa Timur harus ke Frankfurt dulu, sebelum sampai ke Amerika daratan dan terbang ke Hawaii. “Ibukota negara saya Sofia, bukan Bukares,” katanya mengoreksi pernyataan saya tentang rute penerbangannya. Saya memang masih susah membedakan Bukares, Budapes, Sofia, dan nama-nama kota yang menjadi ibukota negara di Eropa Timur.

Dilarang melintas di pantai pribadi

Kawasan pantai pribadi. Pemberitahuan semacam ini banyak dijumpai di Pantai Maui.
Kawasan pantai pribadi. Pemberitahuan semacam ini banyak dijumpai di Pantai Maui.

Seandainya saja digelar kuis Famili 100 dan diajukan pertanyaan oleh Sonny Tulung –eh, kini pembawa kuisnya Tukul Arwana ya? “Apa yang Anda paling ingat tentang Hawaii?” Niscaya peringkat satu jawabannya adalah pantai. Tak salah memang. Beberapa kawan yang tahu rencana ke Hawaii menggoda bahwa saya akan banyak sunbathing di sini. Padahal, boro-boro berjemur, waktu acara di sini dirancang sangat padat. Pagi tadi sempat nyasar ke pantai di belakang kawasan Lipoa Street, tapi yang ditemui malah tulisan, “Dilarang melintas, daerah ini milik pribadi. Violators will be prosecuted.” Terpaksa deh, mlipir lagi ke jalan raya.

Hawaii tak hanya kondang oleh pantai. Sejarah Perang Dunia II (ingat nama Pearl Harbor?) dimulai saat Jepang menyerbu pangkalan Angkalan Laut Amerika Serikat di dekat Honolulu itu. Hawaii merupakan nama kepulauan, ditemukan penjelajah Inggris Captain James Cook pada 10 Januari 1778. Ada 8 pulau di Hawaii, termasuk pulau terbesar yang juga diberi nama Hawaii alias The Big Island.

Maui tempat saya menulis ini merupakan pulau terbesar kedua, sementara Oahu, di mana Honolulu berada, menempati urutan ketiga secara luas wilayah pulau, tapi menjadi nomor satu untuk urusan pulau dengan penduduk terpadat, hampir sejuta orang. Karena ada di lepas pantai Pasifik, Hawaii tak beriklim dingin sebagaimana Amerika daratan. Suhu di sini berkisar 20-25 derajat Celcius. Masih sejuk dan setara Bandung atau Malang di kala panas.

Jadi, selain pantai dan sejarah Perang Dunia II, apa jawaban ketiga, keempat, dan selanjutnya dari kuis Family 100 bertema ‘Apa yang terkenal tentang Hawaii?’ Sabar dululah. Nantikan kelanjutan ceritanya. Baru juga hari kedua di sini, dari total sekitar 25 hari.

Mahalo! (artinya terimakasih), salam dari kamar 238 Haggai Institute Mid Pacific Training Centre, Maui, Hawaii…

0 Replies to “Hari ke-1 di Hawaii: Aloha, Selamat Datang di Hawaii”

Leave a Reply

Your email address will not be published.