Sebuah feature tentang destinasi baru tempat keren di Jakarta. Nilai plus karena dapat soundbyte figure publik.
Dalam paket berdurasi 6 menit 27 detik –yang sebenarnya tergolong terlalu panjang untuk sebuah karya feature- Clara Arde, Maria Michelle, Windy Iwandi, Gestha Aru dan Angel Lauzart memotret Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Untuk sebuah paket liputan feature, belanjaan visual profil Pasar Santa cukup memadai. Dari lantai dasar, hingga visual lantai satu yang menjadi jualan utama lokasi ini. Sayang memang, saat menjelajahi pasar yang berdiri sejak 1971 ini Maria terlalu sering menggunakan ajakan template seperti, “Tetap ikuti saya,” dan “Yuk kita intip”.
Kritik lain karya ini yakni kurang adanya CG –character generartor alias tulisan di layar- yang bisa menjadi pemandu bagi pemirsa tentang topik apa yang ditonjolkan saat itu.
Permainan kamera yang mengalir mengikuti lokasi demi lokasi menjadi poin tersendiri, meski pada beberapa sekuence tampak kurang pencahayaan. Angle-angle yang dipilih unik dan terkesan ‘out of the box’ dari visual-visual standar. Kalauun ada kurang lainnya, pemilihan blocking saat Maria membuka paket dengan berdiri di depan mobil menjadi tak member makna. Mengapa tidak di lokasi yang lebih baik, serta menyertakan pula shot gedung secara luas…
Kelebihan utama feature ini yakni bisa mendapatkan sound of tape alias kutipan wawancara dengan figur publik sekelas Rio Dewanto. Meski, mungkin karena terpesona dan terlalu exciting dengan ‘ikan besar’ yang diperoleh, soundbyte dari Rio menjadi terlalu panjang dan terkesan (padahal bisa) sayang memotong. Begitupula saat mewawancarai pemilik gerai hotdog, mestinya tak usah terlalu panjang dan suara penanya pun tak perlu ditampilkan.
Anyway, great show, students!