Feature kelompok ini menampilkan profil sebuah galeri seni. Namun, sentuhan pengerjaannya kurang rapi, kurang memiliki nilai seni.
Maksud kelompok ini mengerjakan Ujian Akhir Semester mata kuliah Feature Media Siar Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dengan ‘menjual’ sebuah lokasi seni di kota kembang. Sayang, jauh-jauh meliput ke kawasan Sudirman, Bandung, karya mereka lemah dalam eksekusi dan pasca produksinya. Suara musik latar terasa menumpuk pesan yang sebenarnya disampaikan. Instalasi seni yang coba diangkat, kurang diekspos secara mendalam.
Gambar pembukanya menarik saat Salma Maudi masuk ke galeri dalam suasana temaram senja. Dikerjakan bersama Dwita Asri, Risa Hardianti, Arvi Ginanthi, Amalta Rifani, dan Soffi Amira, paket ini sebenarnya kuat di pembuka. Tapi begitu Salma membuka PTC-nya di dalam gedung, audio yang berantakan –di ruangan bergaung- menjadi masalah awal.
Sound of tape alias kutipan sang kurator terasa terlalu lama dan cenderung membosankan. Apalagi, masih terkendala problem audio yang kurang rapi, pernyataan-pernyataan Rumi Siddharta –sang kurator galeri- kurang ditunjang dengan CG di layar. Alih-alih member character generator yang membuat paket lebih terpandu, yang ada justru editor lupa menghapus tulisan ‘tittle text here’.
Dengan belanjaan visual yang amat memadai, dan eksplorasi seharusnya lebih maksimal, paket ini kurang memiliki ‘wow effect’. Gambar atau instalasi seni yang lucu dan unik seharusnya lebih dimainkan, daripada menampilkan wawancara terlalu panjang dan membuat jenuh pemirsa. Untuk lebih menjelaskan posisi galeri, menampilkan petaBandung yang merujuk lokasi Galeri Sarasvati tentu bisa menjadi alternatif insert menarik.
Teruslah belajar, teruslah berkreasi, teruslah kreatif!