Menanti Kepala Telik Sandi Baru Jokowi

Sejumlah nama siap mengisi posisi baru pucuk pimpinan BIN. Siapa dipilih presiden?

Asad Said Ali, Wakil Ketua Umum PBNU. Kandidat kuat Kepala BIN?
Asad Said Ali, Wakil Ketua Umum PBNU. Kandidat kuat Kepala BIN?

Empat purnama sudah Joko Widodo menjadi presiden republik ini. Ada 34 menteri sudah ditunjuknya. Begitu pula untuk posisi penting lain: Sekretaris Kabinet, Kepala Staf Kepresidenan, Jaksa Agung, dan Kapolri –yang ini kepastiannya masih menunggu usai DPR reses bulan depan. Tapi, untuk posisi Kepala Badan Intelijen Negara, posisi Letnan Jenderal (Purnawirawan) Marciano Norman belum juga diutak-utik.

Marciano, pria kelahiran Banjarmasin 61 tahun silam, merupakan kepala telik sandi pilihan Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum menggantikan Jenderal Polisi (Purn.) Sutanto sebagai Kepala BIN pada Oktober 2011, perwira kavaleri itu punya rekam jejak sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden sejak 2008 hingga 2010.

Melepas posisi Danpaspampres, Marciano dipercaya sebagai Panglima Daerah Militer Jakarta Raya, persis seperti ayahnya, Mayjen TNI (Purn) Norman Sasono, yang juga pernah menjabat Danpaspampres dan Pangdam Jaya.

Beberapa bulan sebelum pemilihan presiden, sempat ada rumor tak sedap kala politisi PDI Perjuangan menyatakan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Taman Suropati dipasang tiga alat penyadap di ruang tamu, ruang makan, dan kamar tidur. Marciano akas membantah, “Untuk apa BIN dan instansi intelijen negara menyadap Jokowi? Saya selaku Kepala BIN menjamin, kami tidak menyadap Jokowi,” kata lulusan Akademi Militer 1978 itu.

Kandidat pengganti

Letjen TNI (Purn) Marciano Norman bersalaman dengan Presiden Jokowi. Masih Kepala BIN, melewati durasi Sutanto.
Kepala BIN Marciano Norman bersalaman dengan Presiden Jokowi. Melewati durasi Sutanto.

Kini, nama-nama diapungkan sebagai calon pengganti Marciano. Tiga yang dianggap ‘berasal’ dari pemerintah yakni mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Wakil Kepala BIN Asad Said Ali, dan Wakil Panglima TNI Fachrul Razi. Dua nama terakhir disebut-sebut ada di jajaran tim kampanye Jokowi pada pilpres lalu.

Adapun LSM Imparsial menyebut empat nama yang pantas menduduki posisi Kepala BIN. “Calon-calon Kepala BIN yang baik menurut saya adalah Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, politisi PDIP TB. Hasanuddin, Andreas Parera, dan peneliti LIPI Ikrar Nusa Bhakti,” kata Direktur Program Imparsial Al Araf pada acara diskusi bertajuk ‘Tarik Ulur Kepala Badan Intelijen Negara’ .

Menilik lamanya waktu untuk menjatuhkan keputusan, memilih Kepala BIN, mungkin menjadi pilihan tersulit bagi Jokowi.  Masa jabatan Marciano sudah berusia 3 tahun 4 bulan, jauh lebih lama dari seniornya: Sutanto (2 tahun kurang 3 hari). Sebelumnya, Mayjen TNI Syamsir Siregar menjadi Kepala BIN hampir 5 tahun, Abdullah Makhmud Hendropriyono (3 tahun 4 bulan), Letjen Arie Jeffry Kumaat (1 tahun 10 bulan), dan Kepala BIN pertama era reformasi Letjen Zaini Ashar Maulani (1 tahun 5 bulan).

Semoga BIN lekas menemukan siapa nahkoda barunya, secara cepat dan tepat, sesuai prinsip utama intelijen Velox et Excatus’.

Leave a Reply

Your email address will not be published.