Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Vox Pop sebagai Elemen Penting Liputan

Sesuai namanya, vox pop berarti rangkuman pendapat khalayak tentang sebuah topik tertentu. Tapi ingat, vox pop tak bisa berdiri sendiri.

Kelompok ini memilih format lain dalam liputan Konser One Direction di Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai pengerjaan Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Aldo sebagai reporter, Jesica menjadi cameraperson dan editor serta Magdalena di posisi produser memilih vox pop, sebagai cara mereka mengemas berita konser yang dihadiri ribuan anak muda Indonesia ini.

Dalam salah satu definisinya, “In broadcasting, vox populi (/ˈvɒks ˈpɒpjuːlɪ/ voks pop-ew-li) is an interview with members of the general public. Vox populi is a Latin phrase that literally means voice of the people.” Vox pop menggali suara publik tentang sebuah tema dari berbagai sudut pandang. Dalam paket berita televisi, jumlah narasumber dalam vox pop tak perlu terlalu banyak, cukup 3 sampai 5 orang, asal dari varian latar narasumber, dan juga berbeda blocking (posisi) responden.

Vox pop tak bisa berdiri sendiri. Ada baiknya harus diawali VO pengantar menjelaskan topik itu sendiri, disertai insert visual tentu saja, baru masuk ke pendapat-pendapat narasumber. Kelemahan lain liputan ini yakni miskiN CG, untuk menjelaskan materi wawancara, baik kepada Directioners maupun penjual souvenir. Selain itu, gambar yang goyang patut ‘dicurigai’ mereka tak menggunakan tripod, yang perannya amat vital untuk menghasilkan gambar nan stabil.

Proses liputan

Sang produser Magdalena berkisah tentang kendala di lapangan sendiri, betapa rencana dan angle liputan menjadi berantakan. Pertama, karena faktor cuaca yaitu hujan, sulit sekali mengambil gambar karena mereka lupa membawa payung, takut kamera basah. Kedua, kelompok ini tidak mengira pengawalan seketat itu hingga hanya bisa liputan dari luar gerbang GBK. “Rencana awal kami untuk masuk ke ruang kesehatan tempat para penonton 1D yang sakit dirawat pun tidak dapat dilaksanakan,” katanya.

Juga karena hujan, semua liputan hanya dilakukan satu take saja, mengingat penonton yang buru-buru. “Tidak enak jika dia kehujanan dan harus mengulang wawancara. Kami optimistis selalu bisa one take saja,” tambah Jesica.

Saat editing , kendala yang terjadi baru mereka sadari, video liputan terlalu banyak memuat video wawancara live spot. “Pada akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jenis liputan vox pop saja, agar editing dapat dilakukan lebih mudah,” kata Aldo. Faktor audio juga menjadi perhatian penting. “Beruntungnya kami sudah menyimpan cadangan audio melalui rekaman di handphone yang selalu dipegang reporter saat wawancara,” paparnya. Mencocokkan dan menyerasikan audio rekaman dan audio video untuk video yang audionya sangat tidak jelas adalah perjuangan tersendiri.

Mereka punya kesan istimewa, liputan dalam kondisi hujan. “Walaupun tidak menonton One Direction secara langsung, tapi atmosfir konsernya dapat dirasakan oleh kami dan menimbulkan kesenangan tersendiri,” kata Magdalena. Pengalaman berkesan lainnya adalah saat di mana proses liputan harus benar-benar one take, tegang, gugup, dan takut menghiasi diri mereka. “Bersyukur, akhirnya semua ini dapat kami lalui dengan sukses,” kata Jesica.

Beberapa tips mereka sampaikan setelah pengalaman ini, antara lain: pentingnya observasi lapangan sangat penting, jangan lupa untuk menghubungi nomor-nomor contact person konser, untuk mengurus izin dan hal-hal lainnya berkaitan dengan liputan konser, jangan lupa bawa payung, siagakan diri untuk liputan di segala cuaca. script harus benar-benar matang, buat alternatif-alternatif yang harus dilakukan jika tidak dapat melakukan liputan sesuai script. serta lebih memperhatikan cara pengambilan gambar, eye-level, posisi reporter, hingga garis imajiner.

Leave a Reply

Your email address will not be published.