PON sebagai pesta olahraga nasional empat tahunan kembali digelar. Saatnya, berpikir besar untuk peningkatan prestasi Indonesia di kejuaraan multievent internasional.
Mulai Sabtu, 17 September 2016, pesta olahraga empat tahunan bertajuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat dibuka di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung. Beberapa cabang olahraga, termasuk sepakbola bahkan sudah mulai dipertandingkan beberapa hari sebelumnya. Lebih dari 8.500 atlet dari 34 provinsi, termasuk provinsi termuda Kalimantan Utara mengikuti ajang PON yang berlangsung hampir dua pekan hingga 29 September mendatang.
Sebanyak 44 cabang olahraga dengan total 756 nomor dipertandingkan di 68 Venue yang tersebar di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Secara total, pesta olahraga kali ini memperebutkan 756 medali emas, 756 medali perak, dan 954 medali perunggu dengan 12 cabang olahraga eksibisi.
Bagaimanapun, muara olahraga nasional adalah peningkatan prestasi Indonesia di kejuaraan multievent internasional. Demikian pula dengan penyelenggaraan PON ini, yang diharapkan dapat menjadi jembatan bagi Indonesia meraih hasil yang lebih gemilang di ajang multievent regional dan internasional. Apalagi ini menjadi PON terakhir yang digelar sebelum Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dengan sasaran antara ada di Sea Games 2017 Kuala Lumpur.
Di luar kembalinya tradisi medali emas Olimpiade, prestasi olahraga Indonesia sedang berada dalam turunan curam. Kali terakhir Indonesia menjadi juara umum Sea Games hanya saat menjadi tuan rumah di Jakarta-Palembang (2011) dengan perolehan 182 medali emas, 151 perak dan 143 perunggu.
Selain saat menjadi tuan rumah, untuk menuju posisi tiga besar di level Asia Tenggara saja, butuh perjuangan amat berat. Pada Sea Games XXIII/2005 di Filipina, Indonesia terpuruk di posisi kelima. Di Sea Games XXIV/2007 di Nakhon Ratchasima, Thailand, kontingen Merah Putih ada di urutan keempat. Sea Games XXV/2009 di Laos, Indonesia naik ke peringkat akhir perolehan medali di posisi ketiga.
Dua tahun pasca menjadi tuan rumah, di Sea Games XXVII/2013 di Naypyidaw, Myanmar, Indonesia kembali anjlok di posisi keempat. Adapun di Sea Games terakhir pada perhelatan 2015 di Singapura, tim Garuda jatuh di urutan kelima perolehan akhir medali dengan 47 medali emas, 61 perak dan 74 perunggu di bawah Thailand, Singapura, Vietnam dan Malaysia.
Di event kelas Asia, kondisinya lebih tidak menggembirakan lagi. Asian Games XVII/2014 di Incheon, Korea Selatan menempatkan Indonesia di posisi ke-17 dengan 4 medali emas, 5 perak dan 11 perunggu. Pada Asian Games XVI/2010 di Guangzhou, Tiongkok perolehan 4 medali emas, 9 perak dan 13 perunggu mengantarkan kontingen Merah Putih di posisi ke-15. Mundur lagi pada Asian Games XV/2006 di Doha, Qatar, posisi Indonesia jatuh di peringkat ke-22 dengan raihan 2 medali emas, 4 perak dan 14 perunggu.
PON XIX hadir dengan semangat kontinuitas event dan pembinaan berjenjang agar Indonesia bisa kembali berjaya.
Target utama, memperbaiki peringkat tim Merah Putih saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, dengan sasaran antara pada Sea Games 2017 di Malaysia. Indonesia merupakan negara besar dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, karena itu kita juga harus memiliki prestasi dan pencapaian yang besar. Kita akan menjadikan PON sebagai ajang kejuaraan olahraga sehingga bangsa ini tidak kehilangan momentum setelah euforia kembalinya emas Olimpiade yang diraih Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir di Rio de Janeiro, Brasil, Agustus lalu.
Selamat berpesta atlet dan insan olahraga Indonesia. Persatuan, solidaritas, serta prestasi jangka-panjang di event internasional adalah muara utamanya!
Seperti ditayangkan di http://presidenri.go.id/topik-aktual/selamat-datang-pembinaan-olahraga-nasional.html