Melongok Peningatan Ketahanan Pangan dengan Padi Hibrida

Di era lahan pertanian makin terbatas, ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian menjadi pilihan terakhir. Mengoptimalkan produksi padi di area yang ada bisa dilakukan dengan berbagai cara. Menanam padi hibrida terbukti efektif.

surabaya4Joko Purwanto berseri-seri menceritakan kondisi petani di desanya beberapa tahun terakhir. Kepala Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu bersemangat menceritakan kenaikan pendapatan para petani sejak menanam padi hibrida hasil pembibitan PT Biogene Plantation.

“Dengan pendapatan 1 hektar sawah sekali panen bisa mencapai Rp 50 juta, keuntungan kami meningkat hingga dua kali lipat,” kata Joko, pertengahan September lalu. Selama ini, Biogene menjual benih padi hibrida kepada para petani, kemudian membina para petani dan mendorong produksi petani dengan sistem teknologi yang dimiliki Biogene.

Setelah sukses panen varietas padi hibrida, Biogene membeli kembali gabah dari petani yang sudah dibina untuk kembali dikembangkan menjadi benih hibrida lagi. Hal itu dilakukan karena setiap benih hibrida harus tetap kembali diproses dari awal lagi, kendati benih itu berasal dari tanaman padi hibrida. Empat tahun silam, luas lahan di Ngompro yang bekerjasama melakukan sistem tanam benih hibrida dengan Biogene hanya tiga setengah hektar sawah. “Kini, kerjasama itu meluas hingga ratusan hektar,” papar papar pria 41 tahun itu.

surabaya1Selain menghasilkan jumlah produksi padi lebih banyak dengan kualitas lebih baik, pengerjaan sawah dengan benih hibrida membutuhkan waktu dan perhatian lebih intens. “Jadinya, buruh tani yang saat menunggu panen hanya nganggur, kini bekerja terus tiap hari,” ungkap ungkap bapak dua anak ini. Mendapat margin keuntungan berlipat-ganda, tak heran setiap tahun ada saja warga desa yang mendaftar sebagai calon peserta ibadah haji.

Dengan kondisi lahan pertanian di Indonesia yang kian menyempit, salah satu cara efektif meningkatkan kualitas maupun kuantitas pertanian yakni dengan menggunakan padi hibrida. “Intensifikasi menjadi pilihan tepat untuk bisa menggenjot produksi padi dalam negeri. Caranya, bisa dengan menggalakkan penanaman padi hibrida hingga mencapai produksi yang optimal,” kata Nasikin, Chief Agronomist sekaligus Wakil Direktur Utama Biogene Plantation.

Tak tanggung-tanggung, benih hibrida produksi Biogene telah berhasil diujicoba di Brunei Darussalam. Tiga varietas hibrida unggulan menjalani ujicoba tanam di negara kesultanan itu: Sembada B9, Sembada 168, dan Sembada 188. Hasilnya, mengejutkan. Kalau biasanya sekali masa tanam dalam 90 hari 1 lot (9.400 meter persegi) sawah hanya menghasilkan 6 hingga 7 ton gabah kering, kini satu lot sawah bisa memproduksi gabah kering panen sebanyak 9-10 ton. Panen di Kampong Wasan Agustus lalu mendatangkan apresiasi khusus dari Menteri Sumber-Sumber Utama dan Pelancongan (Menteri Pertanian Brunei) Dato Paduka Awang Haji Ali bin Haji Apong. “Keberhasilan panen varietas padi hibrida ini membuat kami membuka peluang kepada produsen-produsen yang mampu memberi bibit padi produktivitas tinggi. Kami akan sediakan tanah seluas 500 hektar untuk tanam padi,” kata Awang Haji Ali.

Untuk pemasyarakatan penanaman varietas Sembada, Biogene bersinergi dengan TNI AD. Saat ini, mereka membangun Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) di lokasi Eks Batalyon 503 Denanyar Kabupaten Jombang. “TNI mengapresiasi pengembangan ilmu dan teknologi sehingga muncul varietas bibit baru,” kata Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Komarudin Simanjutak. Jenderal bintang dua ini menjadi saksi langsung panen varietas Sembada di Brunei Darussalam. “Kita patut berbangga dengan kepercayaan besar dari pemerintahan Brunei, terbukti dengan memperluas area sawah yang ditanami bibit padi hibrida dari Indonesia,” papar Komarudin.

ngawi-rameSecara umum, varietas unggul hibrida Sembada memiliki kelebihan dibandingkan padi lain yakni batangnya kokoh, daun bendera tegak, dengan umur padi genjah (105-124 hari setelah sebar). Selain itu, panjang malai mencapai 26-28 cm serta potensi hasil tinggi, mencapai 12,5-14 ton untuk tiap hektarnya. Ciri lain yakni jumlah gabah dalam tiap malainya mencapai 240-260 butir serta rendemen beras kepala tinggi yakni antara 70,4 hingga 82,8 persen.

Nasikin menguraikan, dengan nilai tambah yang diperoleh petani 1,5 ton beras dan jika ada kebijakan pemerintah untuk menanam sepuluh persen dari total lahan sawah yang ada di Indonesia dengan padi hibrida, maka secara agregat diperoleh tambahan stok beras secara nasional sebesar 1,5 juta ton senilai Rp. 15,495 triliun. “Kalau kebijakan tanam padi hibrida ini diterapkan di sepersuluh saja dari total 10 juta hektar luas lahan tanam di Indonesia, kita pasti bisa berswasembada pangan dan tidak perlu impor beras dari negara lain,” ungkapnya.

“Dengan teknologi varietas padi hibrida yang terus kami kembangkan, kami siap mendukung program ketahanan pangan pemerintah,” kata Nasikin. Ia berharap, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian khusus pada upaya peningkatan produksi padi yang dikembangkan Biogene. “Besar harapan kami, Presiden Jokowi berkenan berkunjung ke pabrik PT Biogene Plantation di Driyorejo, Gresik, atau menemui para petani hibrida yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” ungkapnya.

seperti ditayangkan di http://ksp.go.id/melongok-peningkatan-ketahanan-pangan-dengan-padi-hibrida/

Leave a Reply

Your email address will not be published.