JAKARTA – World Press Freedom Day (WPFD) atau Hari Kebebasan Pers Sedunia merupakan kegiatan tahunan yang diprakarsai UNESCO, sebagai badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kebudayaan. Hari Kebebasan Pers Sedunia setiap tahun diperingati berdasarkan Resolusi Sidang Umum PBB pada 3 Mei1993.
Pada 3 Mei, masyarakat internasional merayakan prinsip-prinsip fundamental kebebasan pers termasuk memberikan penghormatan kepada jurnalis yang dalam mendapat tekanan, ancaman, hukuman penjara, dan bahkan kehilangan nyawa dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Setelah tahun ini puncak peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia berlangsung di Helsinki, Finlandia, tahun depan acara serupa akan digelar di Jakarta Convention Centre. Ini merupakan kali kedua WPFD dipusatkan di negara Asia Tenggara, setelah pada 2001 lalu Manila menjadi tuan rumah dengan tema ‘Covering the War on Global Terrorism.’
“Sebuah kehormatan besar bagi Indonesia terpilih menjadi tuan rumah acara puncak Hari Kebebasan Pers Sedunia,” kata Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo saat menerima Ming-Kuok Lim, penasihat komunikasi dan informasi UNESCO di Jakarta. Dalam pertemuan ini, hadir pula Tenaga Ahli Utama Deputi IV KSP Binny Buchori.
Perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2017 akan diikuti 800 delegasi dari sekitar 100 negara. Ming berharap, Presiden Joko Widodo dapat hadir untuk membuka sekaligus menyampaikan pidato utama pada pembukaan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2017 yang berlangsung selama 4 hari di awal Mei tahun depan. Kalau acara serupa di Helsinki, Mei lalu, mengambil tema ‘Access to Information and Fundamental Freedoms’, Perayaan Hari Kebebasan Pers Sedunia 2017 di Jakarta akan mengangkat topik ‘Peace, Justice and Development’.
“Akan ada banyak diskusi membahas perkembangan media dan akses informasi dalam kerangka perdamaian, keadilan, dan pembangunan global,” kata Ming. Ia menjanjikan, masing-masing sesi akan menghadirkan partisipasi aktif tuan rumah. “Local engagement kami wujudkan, misalnya, dengan memastikan ada wakil pembicara lokal dalam setiap konferensi,” ungkapnya.
Ming menekankan, Sustainable Development Goals (SDGS) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berisi 17 poin, dan pada poin ke-16 jelas-jelas menekankan tentang pentingnya ketersediaan akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif d isemua tingkatan. “Selain berharap dukungan penuh pemerintah, UNESCO bekerjasama dengan Dewan Pers dan organisasi profesi jurnalis, seperti AJI, IJTI, dan PWI,” ungkapnya.
seperti ditayangkan di http://ksp.go.id/jakarta-jadi-tuan-rumah-hari-kebebasan-pers-sedunia-2017/