Tole-Run, sebuah event bersejarah sebagai antitesis unjuk rasa yang menunjukkan keseragaman menjadi pilihan topik liputan. Tugas ini sekaligus menanamkan rasa bangga ber-Indonesia pada mahasiswa.
Jessica Bayu, Jefferly Helianthusonfri, Dessy Amelia, Sevtin Juliana, dan Meline Nabilla bersepakat membuat paket ‘Tole-Run’ yang dihelat untuk merekatkan kebersamaan anak bangsa, pada 20 November 2016 di area Car Free Day, Jakarta Pusat sebagai project ujian akhir semester Feature Media Siar Universitas Multimedia Nusantara.
Sesuai ‘mentoring’ saat kelas pasca peliputan, tim ini mengambil angle spesifik yakni ‘pelukan gratis’ Richard Kyle sebagai tayangan pembuka. Memang harus demikian. Di antara hasil belanjaan yang seabrek, pilihlah satu angle yang teramat khusus dan diyakini jadi ‘stopping-point’ sehingga pemirsaviewers tidak akan beralih pada kanal stasiun televisi atau laman youtube lainnya.
Tampilan-tampilan lain sudah keren, sesuai pesan yang ingin disampaikan, termasuk ‘piece to camera’ (PTC) Sevtin dengan latar belakang backdrop acara. Kreativitasnya ikut menempel cap tangan menjadi ‘gimmick’ menarik PTC Sevtin. Hanya saja, untuk cuap-cuap sekitar 40 detik sepanjang PTC nya alangkah lebih bagus bila tak hanya diisi wajah Sevtin, tapi bisa diselingi insert footage sesuai yang disampaikannya.
Masukan lain, jangan segan menanyakan nama narasumber, minimal dua kata. Kalaupun lupa, jika narasumber tergolong publik figur, tak susah melacaknya di mesin pencarian internet kan, misalnya Reza Puspo, sang perintis kelompok ‘Indo Runners’.
O ya, dalam foto behind the scene yang disertakan, Jessica menunjukkan fotonya bersama Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki yang ikut memeriahkan event kebangsaan ini. Tapi kok tak ada di footage? Di sinilah dibutuhkan kecekatan, menanyakan siapa narasumber itu, segera pasang alat perekam, dan menampilkannya sebagai soundbyters yang ‘menjual’.
Kekayaan belanjaan visual menjadi keunggulan kelompok ini, apalagi mereka mengemas pas antara narasi dengan tampilan footage. Misalnya, saat menyebut acara ini dimeriahkan dengan pemakai sepatu belang dan baju warna-warni.
Di balik peliputan
Jefferly berkisah, dalam liputan ini, ia berperan sebagai pemilih dan penyunting SOT (sound on tape), serta membantu proses penulisan naskah. “SOT yang dipilih adalah SOT yang ‘kuat’, yakni SOT yang menarik dan sesuai angle liputan feature. Usai dipilih melalui diskusi, SOT tersebut di-cut, guna diambil bagian pentingnya,” papar Jeff.
Dessy menjadi juru kamera bantuan, dengan menggunakan ponsel. “Ini dikarenakan, saat liputan kami berpencar agar semuanya selesai tepat waktu. Kurangnya kamera menjadi kendala, karena rencana awal kami ingin menggunakan tiga kamera,” ungkapnya. Dari liputan acara ini, meskipun lelah, ia merasakan arti keberagaman itu.
Sevtin, juru kamera, editor, dan reporter on-cam menceritakan kekurangan kerja kelompok ini. “Ada salah satu gambar narsum yang suaranya sama sekali tidak terekam oleh handphone, dan kami pun tidak tahu berada dimana rekaman suara narsum itu,” urainya, terkait teknik mereka yang memang menggunakan ponsel sebagai back-up audio recorder. Pada saat proses editing, masalah ini lumayan teratasi oleh efek suara yang bisa ditingkatkan, hanya saja tetap suara narsum terdengar lebih kecil daripada suara sekitar (atmosfer/natural sound) yang lebih mendominasi.
Ia mengaku terkesan dengan acara ini. “Sangat senang, karena disana ada pelukan gratis dari Richard Kyle, apalagi acara tolerun ini menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dengan perbedaan,” katanya.
Meline sebagai juru kamera dan pengisi suara paket menyatakan senang dengan project UAS kali ini. “Saya takjub dengan acara lari bertema keberagaman, apalagi setelah mengetahui bahwa acara ini hanya disiapkan dalam kurun waktu yang cukup singkat, tetapi berhasil menarik perhatian masyarakat untuk ikut berpartisipasi,” jelasnya.
Adapun Jessica saat eksekusi bertugas untuk mencari narasumber dan melakukan sesi tanya jawab dengan peserta acara (vox pop). “Banyak media yang bertebaran disana, terutama televisi. Saya pun memperhatikan mana saja tokoh-tokoh terkenal yang berperan penting dalam acara ini. Lucunya disela-sela mencari narasumber, justru saya yang dijadikan narasumber oleh beberapa media,” kenangnya, dengan mengurai rasa bangga dapat mewawancarai Reza Puspo pendiri Indo Runners dan bintang iklan Richard Kyle.