Kala ‘Wisata Bencana’ Digoreng Haters

Pernyataan Presiden Jokowi tentang menjadikan erupsi Gunung Agung langsung digoreng ‘haters’. Mengutip sebuah portal, Presiden Jokowi meminta agar wisatawan yang terdampak karena bandara ditutup ditangani dan dilayani sebaik-baiknya. Dia menegaskan jangan sampai para wisatawan tidak terurus ketika ingin pulang atau keluar Bali akibat penutupan bandara.

Meski pun begitu Presiden Joko Widodo menegaskan wisatawan tidak perlu ragu datang ke Bali. Sebab manajemen bencana gunung berapi sudah berjalan dengan baik.

“Wisatawan tak perlu ragu datang ke Bali. Bahkan mungkin mereka bisa mendapat tontonan tambahan yaitu atraksi gunung berapi. Mereka bisa melihat bagaimana gunung itu erupsi. Yang penting keselamatan masyarakat terjaga dengan baik,” kata Presiden.

Langsung saja kalimat terakahir itu disamber dengan sinis. “Ngeri Presiden kita yang satu ini, masa musibah bencana alam jadi destinasi wisata ? Mari kita nonton penderitaan rakyat akibat bencana alam sebagai destinasi wisata !! Selamat datang wisata bencana alam !!”

Padahal, sebenarnya apa yang disampaikan Presiden Jokowi seusai menjadi inspektur upacara HUT ke-46 Korpri ini asyik-asyik saja. Harian Kompas Rabu, 29 November 2017 bahkan memotret suasana di Sunset Point Desa Amed, Karangasem, saat turis menyaksikan suasana Gunung Agung sambil ngopi-ngopi dan breakfast. Ditulis di captionnya, ‘Bagi wisatawan asing, erupsi Gunung Agung merupakan hal yang istimewa’.

Sah-sah saja bencana gunung berapi jadi wisata, asalkan urusan pengungsi, logistik, warning, manajemen delay pesawat, hotel dll terpenuhi oleh pemerintah pusat dan daerah. Di Bali ini hal-hal itu terpenuhi dengan memadai. Bahkan, Gubernur Mangku Pastika sampai mengeluarkan edaran agar hotel membebaskan satu hari hari biaya penginapan bagi turis yang belum bisa balik saat Bandara Ngurah Rai masih ditutup.

Pastika juga minta agar turis yang menambah waktu penginapan di luar satu hari itu, bisa dapat keringanan harga.. Sah-sah saja ‘wisata bencana’ asal urusan-urusan primer teratasi… But ‘haters always haters’.

Perhatian Presiden Jokowi, yang bulan lalu berkunjung ke lokasi pengungsian warga di sekitar Gunung Agung, kembali ditegaskan usai menghadiri Kompas 100 CEO Forum di hari yang sama.

“Bagi mereka yang masih berada di radius 8 sampai 10 kilometer agar mengungsi demi keselamatan.” kata Presiden Jokowi.

Presiden juga memerintahkan Kepala BNPB bersama TNI, POLRI, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dan kementerian terkait untuk bekerja memberikan dukungan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah daerah yang ada di Bali dalam penanganan pengungsi. “Semua harus di back up saya minta jangan sampai ada korban karena terkena letusan,” tegas Presiden.

Presiden juga mengingatkan Kementerian Perhubungan dan otoritas bandara agar memperhatikan keselamatan penerbangan. “Ini penting sekali karena abu dari Gunung Agung sangat membahayakan penerbangan dan tentu saja keselamatan penumpang,” ucapnya.

Kepala Negara juga meminta Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, Gubernur Bali dan para Bupati di Bali untuk menangani wisatawan yang terkena dampak penutupan bandara.

“Agar ditangani, dilayani sebaik-baiknya. Jangan sampai mereka tidak terurus pulang atau keluar dari Bali karena bandaranya tertutup,” kata Presiden.

Jadi, goreng-menggoreng berita tetap akan dilakukan oleh mereka yang pola pikirnya senantiasa membenci. Tak ada jalan bagi pemerintah, kecuali membereskan semuanya dengan kerja, kerja, dan kerja. Memastikan keselamatan manusia di atas segalanya.

The rest is: wisata bencana alam, siapa takut?

Seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/12_1YSN6

Leave a Reply

Your email address will not be published.