CHECK IN: SUB

Agustus 2001, saya yang kala itu berusia 24 tahun, mengantar Albert Brunoni, seorang sahabat bule Jerman ke Bandara Juanda, di kota tempat saya lahir dan dibesarkan.
 
Saat itu saya bilang, “Bro Albert, saya berkali-kali datang ke bandara ini untuk mengantar atau menjemput seseorang naik atau turun pesawat di kota saya ini. Tapi, sekalipun saya belum pernah merasakan gimana rasanya naik pesawat itu…”

Albert terkejut dan melontar kata singkat, “Really?”
 
Setahun kemudian, dalam salah satu perjalanan mengikuti pelatihan jurnalistik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, saya melakukan langkah gila. Mendapat jatah tiket kereta api untuk pulang ke Surabaya, saya jual tiket KA eksekutif itu di Stasiun Gambir seharga Rp 200 ribuan, demi mendapatkan pengalaman naik pesawat kali pertama.
 
Menuju Bandara Soekarno Hatta, tiket Merpati Cengkareng-Juanda terbeli senilai Rp 400 ribu. Tombok tapi senang. My first flight experience!
 
Puji syukur, kemarin saya bisa kembali landed dan take-off dari Juanda. Kali ini dengan status pemegang kartu Garuda Miles Frequent Flyer Platinum VIP dan mendapatkan berbagai kemudahan layanan di jajaran Sky Priority.
 
Terimakasih Tuhan untuk semua pengalaman dan kesulitan di ‘masa kecil’. Terimakasih untuk berbagai perjalanan itu.
 
Terimakasih untuk kota Surabaya yang penuh berkah. Kiranya kota yang sedang bergembira karena kembali mendapat penghargaan bergengsi, kali ini sebagai ‘Online Popular City’ di ajang Guangzhou International Award 2018, terus mendapatkan kasih karunia dari Mu.
 
Kiranya berkat-berkat terus tercurah untuk Surabaya. Untuk pemimpinnya, kini dan regenerasinya. Untuk anak-anak mudanya. Untuk tokoh-tokoh agamanya. Untuk para aktivis politiknya. Dan semua warganya yang selalu cerdas, ulet, kreatif, wani dan menolak menyerah pada tantangan.
 
God Bless You, Surabaya!

Leave a Reply

Your email address will not be published.