Tumpahan bahan bakar mintak akibat kebocoran pipa di Makassar segera diatasi dengan ‘gercep’ alias gerak cepat Pertamina.
“Tumpahan minyak itu berasal dari pipa yang bocor saat melakukan pengisian bahan bakar untuk kapal. Kami langsung melakukan langkah cepat membersihkannya. Beberapa menit setelah peristiwa terjadi, petugas dari Pertamina langsung melakukan antisipasi dengan menghentikan proses pengisian bahan bakar,” kata Unit Manager Communication dan CSR Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi Hatim Ilwan.
Setelah melihat ada kebocoran, Pertamina segera menyetop operasii dan melakukan tindakan sesuai SOP dengan memasang oil boom untuk mengurung minyak yang sudah terlanjur tumpah ke perairan.
Hatim menjelaskan, jenis minyak yang tumpah tersebut adalah low sulphur fuel oil (LSFO). Termasuk jenis minyak yang agak berat untuk bahan bakar mesin kapal.

Minyak tersebut tersebut terdisfeksi menyebar lebih luas dengan cepat ketika masuk ke perairan. Kendati bisa diantisipasi, namun sudah ada yang terlanjur menyebar.
“Saat peristiwa terjadi, arus air lumayan kencang karena perubahan pasang surut sehingga sebarannya ikut terdampak,” urainya.

Minyak yang tumpah di perairan dekat Pelabuhan Makassar sekitar 11 liter. Namun penyebarannya dengan cepat meluas.
Pertamina pun bergerak melakukan koordinasi dengan pihak terkait, baik Syahbandar, Dinas Lingkungan Hidup, dan instansi yang lain.

“Kami pun sudah melakukan uji sampling untuk memastikan adanya pencemaran atau tidak. Hasilnya, pada Kamis, 21 Mei 2020 area yang terdampak sudah hampir bersih, Kami pastikan kami bertanggung jawab,” tegasnya.
Bencana bisa terjadi kapan saja, persoalan berikutnya bagaimana memitigasi setelah peristiwa itu terjadi. Dalam kasus pencemaran di Pantai Losari, Makassar, gerak cepat Pertamina layak diacungi jempol.