Hari keempat bersama Covid-19
Di tengah galau setelah Tes Antigen dan PCR Swab semua menunjukkan tanda tambah, Minggu pagi, 11 Juli 2021, saya putuskan minum saja Ivermectin yang penuh pro kontra itu. Sepekan lalu, saya memborong 3 lembar Ivermax12, salah satu merek Ivermectin.
Per lembar atau per papan Ivermax ini harganya sudah sangat meroket. Saya membeli di Apotek Berkat Ciledug seharga Rp 230 ribu rupiah per papan, isi 10 tablet.
“Ivermectin itu nama generiknya, kami punya Ivermax, salah satu merk Ivermectin,” kata mbak pramuniaga di Apotek Berkat.
Begitu beli tiga papan, langsung bagi-bagi gratis ke kerabat dan kenalan yang terpapar. Giliran saya terpapar, sudah tak ada stok di tangan. Bahkan persediaan Ivermactin di apotek terdekat pun sudah sold-out.
Bersyukur, ada saja orang baik yang mengirimkan obat-obatan nan langka itu ke rumah. Ya Ivermax, Lianhua, juga Azithromycin dan Favipiravir. Jadilah, Minggu pagi ini, saat perut masih kosong, saya telan obat yang mestinya dipergunakan untuk penyembuh cacing, kutu, tungau, dan gudig ini.
Hari ini, ibadah pagi bersama keluarga pun dilakukan terpisah. Saya terkarantina di lantai dua mengikuti Misa Minggu dari tautan yang youtube yang sama, Gereja Santa Theresia Jakarta Pusat, hanya saja tak bisa berdekatan dengan anak isteri.
Sekitar setengan sepuluh pagi, setelah terus menyampaikan update kondisi sejak Kamis malam, pihak kantor mempersilakan untuk check in di sebuah lokasi isolasi di Jakarta Barat.
Baiklah. Usai ibadah dan makan siang, saya berkemas ke spot untuk menjalani ‘training camp’ selama beberapa sat ke depan. Harapannya sih, tidak lama-lama ya.
Aduh, ada satu masalah lagi. Untuk menuju lokasi TC itu, saya lebih suka menyebut traning camp daripada isolasi mandiri, ternyata susah juga akses transportasi ke sana. Koper standar travelling sudah siap, tapi angkutan tak ada. Pesan Bluebird Golden Bird Special Care layanan Covid-19, mesti nunggu lama banget. Sibuk benar tampaknya antrean menuju perawatan Covid-19 bagi warga Jakarta, Tangerang dan sekitarnya hari ini.
Pengen simple sih naik GoCar atau GrabCar biasa, berterusterang pada drivernya, lalu kasih tips lebih. Tapi, ‘Ibu Negara’ tak setuju. “Jangan mencelakakan orang!” katanya.
Akhirnya, titip kompromi tercapai. Saya ke lokasi berjarak 20 kilometer dari rumah itu naik motor andalan saya, Supra Fit 2006. Setelah aman sampai lokasi, isteri menyusul, membawa mobil bermuatan koper standar travelling saya. Koper kesayangan yang telah menemani ke pelosok Papua, Filipina hingga Jepang, kali ini menjadi kawan menuju training camp sampai lulus Covid-19.
Selamat datang di ‘rumah baru’. Senyaman-nyamannya di sini, pasti saya akan lebih rindu pada rumah sebenarnya.
Oh ya, hari ini, pada penerapan PPKM Darurat Hari 9 ada catatan 36.197 orang di Indonesia terpapar Covid-19, dengan statistik korban meninggal mencapai 1.007.
Yang luar biasa, setelah kemarin doa bersama diinisiasi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada tanggal 10 07 2021 pukul 10.07 WIB, pada Minggu 11 Juli 2021 ini Presiden Jokowi, Wapres Maruf Amin dan perwakilan enam pemuka agama hadir dalam doa bersama.
Senang mendengar Presiden Jokowi memimpin doa bersama ini. Kirany Tuhan berkenan, sebagaimana II Tawarikh 7:14 menyatakan hal itu pada umat Israel.
“Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku dinamakan, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, karenanya Aku hendak mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.”
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menyampaikan duka cita bagi seluruh korban pandemi virus corona (Covid-19). Wabah yang telah menyerang negara-negara di dunia sejak tahun 2020 lalu itu telah memakan banyak korban.
Sementara itu, upaya masih terus dilakukan untuk mencegah semakin buruknya dampak wabah tersebut. “Atas nama pribadi dan pemerintah serta negara saya menyampaikan duka cita yang mendalam kepada semua korban pandemi yang telah mendahului kita,” kata Jokowi dalam acara doa bersama.
Selain berharap agar seluruh pasien Covid-19 mendapat kesembuhan, Presiden Jokowi meminta seluruh masyarakat Indoensia dapat mengikuti kebijakan yang telah dibuat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Antara lain dengan mengurangi mobilitas.
“Semua pihak harus berkolaborasi, bekerjasama saling tolong-menolong, bergotong-royong untuk mengatasi ujian yang maha berat ini,” terang Jokowi.
Di malam pertama lokasi ‘pelatnas’ alias training camp, usai menyantap menu makan malam pertama, saya terus imani Mazmur 91. Sudah sampai ayat lima nih…
Mazmur 91:5
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam,
terhadap panah yang terbang di waktu siang,