Adu Sakti

Hari kelima bersama Covid-19

Dengan tetap menaruh hormat bagi mereka yang berpulang karena Covid-19, saya menganggap pertarungan ini ibarat ‘adu sakti’.

Virus Corona Virus Disease 19 boleh masuk ke tubuh, meski saya sudah mendapat dua kali vaksin Sinovac, Maret 2021 lalu. Tapi, begitu ia masuk, apapun istilahnya terpapar atau terinfeksi, di situlah kami ber-‘adu sakti’. Bahwa saya punya Tuhan yang maha besar, pasti. Namun, ada usaha lain di situ. Obat-obatan dan tindakan medis lain, pikiran positif, berjemur, olahraga, serta makan dan istirahat cukup.

Nah, omong-omong soal istirahat cukup, sebenarnya saya sudah berjanji pada diri sendiri dan keluarga untuk tidak nonton final Euro 2020 yang subuh tadi mempertemukan tim idola Inggris melawan Italia. Tapi, apa daya, saya terbangun saat pertandingan sudah memasuki menit ke-76.

Dengan kualitas Tv terestrial iNews di lokasi sini, akhirnya jadi mengikuti laga hingga adu penalti. Kita tahu hasilnya, Inggris kalah melalui salah satu ‘musuh terberat’-nya: adu penalti. Apakah imun saya kemudian turun? Hahahaa.. woles ae lah..

Hari kedua di lokasi ‘Pelatnas’ di Daan Mogot, bangun pagi dengan cek saturasi di kisaran 97, detak jantung 99. Adapun tekanan darah hari ini ada di 127/85.

Bersyukur juga, start hari ini, ada sahabat baik yang sangat memerhatikan. Beliau mengirimkan seorang tenaga kesehatan dari RSPP Pertamina. Saya mendapat tambahan pasukan untuk pertempuran, nih: infuse booster multivitamin.

Caranya, mbak Lili, perawat nan baik hati itu masuk kamar saya dengan alat pelindung diri dan tiang infus. Ia menyuntikkan multivitamin dan obat pengalas lambung melalui jalur pembuluh vena di tangan, sebagaimana biasa saat donor darah. Bisa ujung lengan, tapi boleh juga di punggung tapak tangan. Cairan masuk dari botol infus, lebih kurang 15-20 menit. Begitu deh, tiga hari berturut-turut mulai Senin-Rabu, 12-14 Juli 2021.

Pagi ini, sebagai perkenalan, saya pun datang ke pemeriksaan dokter di lantai bawah. Ada jadwalnya. Untuk pasien baru atau pasien PCR pukul 09.00-09.30. Selanjutnya, per 30 menit dibedakan untuk pasien per kamarnya. 09.30-10.00 untuk penghuni isolasi lantai 6, lanjut setengah jam lagi bagi yang ada di kamar-kamar lantai 7, lantai 8 hingga lantai 9.

Memang jadwalnya pukul 09.00-11.00 WIB kami boleh berolahraga pagi. Keliling-keliling parkiran mobil sesuai batas yang ditentukan.

Lanjut sore, pukul 15.00-17.00 kembali diperkenankan cari keringat. Pada sore hari inilah saya sempat ‘nakal’. Bersama kawan senasib beli bakso yang sengaja mangkal di sisi pagar timur. Karena tak bisa memberikan mangkok dari balik jeruji pagar nan sempit, maka mangkoknya dilewatkan bawah pagar, hehehehe… Pagi ada penjaja rujak buah, sore kadang-kadang ada bakso. Lumayalanlah variasi menu dari yang disediakan.

Pada kesempatan menghadap dokter ini saya dapat kabar kalau baru bisa PCR lagi antara 15 atau 16 Juli, terhitung sepekan dari surat PCR saya tertanggal 9 Juli 2021 itu. Mari menanti dengan sabar.

“Oh ya, Pak, tolong Lianhua dan Ivermectinnya distop saja. Masih kajian klinis itu,” kata salah seorang petugas kesehatan saat saya menunjukkan daftar obat yang saya konsumsi setelah divonis Covid-19.

Sore hari, bertemu kawan juga. Alfian Raharjo, presenter CNN Indonesia TV. Dia menyapa dulu, dalam posisi sama-sama pakai masker. Belakangan, Alfian check out lebih dulu dari saya.

Terima kasih juga untuk Dini, adik bungsu saya, yang siang ini mengirim peach gum dessert salad buah tiga mangkok. Lumayan nambah imun.

Sebagai catatan, Senin 12 Juli ini merupakan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hari ke-10. Ada catatan tambahan penderita Covid-19 sebanyak 40.427 orang dinyatakan positif dengan korban jiwa 891 orang selama 24 jam terakhir.

Semoga apa yang saya dapatkan hari ini berguna dalam pertarungan ‘adu sakti’ melawan Covid-19. Win, win, win. Menang, menang, menang!

Malam jelang tidur, setelah doa malam video conference bersama keluarga, saya beristirahat dengan kembali mengimani Mazmur 91

Mazmur 91:6

terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang…

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.