Empat Belas Tahun di Empat Belas November

Mikhael Einzel Raharjo, beranjak 14 tahun menuju masa depan gemilang.

Entah sebuah kebetulan atau memang rencanaNya, hari ini salah satu bacaan pada Misa Minggu -kami ikuti lewat Siaran TVRI yang menayangkan Sakramen Ekaristi Gereja Katedral pukul 11.00 WIB, menampikan Daniel 12:1.

“Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael,  pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar , seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput,  yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab  itu…”

Ayat ini mengingatkan sebuah scene di ranjang RS Panti Rapih, 2007. Saat itu, saya menginginkan nama Michael pada anak sulung kami. Sesuai nama malaikat panglima perang, tapi juga merujuk pada Michael Owen, salah satu pemain Liverpool dan timnas Inggris jempolan. Baik prestasi maupun kegantengannya.

Sebuah nama, yang entah bagaimana pula ceritanya, saya teriakkan saat kelelahan dalam perjalanan menuju Kilometer Nol Aceh di Sabang di awal 2005. “Michael.. Michael..” demikian teriakku saat itu memanggil seseorang yang kuyakini sebagai anak sulungku lelaki nanti. Padahal saat itu, punya pacar aja belum…

To cut a long story short, 14 November 2007, lahirlah bayi sulung itu. Beratnya 2,7 kilogram, panjangnya 46,5 cm. Saya langsung terpikir pada janji dan rencana menamakan anak itu, ‘Michael’. Namun, saat itu bunda Celi menginginkan nama itu versi Indonesianya.

Ada Alkitab di meja kamar rumah sakit itu, pikiran langsung tertuju pada Daniel 12. Langsung kubuka, dan menekankan, di situlah tertera nama ‘Mikhael’ sebagai versi Indonesianya ‘Michael’. Daniel 12:1 melintas begitu saja di kepala saya saat itu saat berpikir di mana ada kata Mikhail di Alkitab. Belakangan baru ingat, ada jejak ‘Mikhael’ lain di Wahyu 12:7.

Dan hari ini, Minggu 12 November 2021, Romo Romanus Heri Santoso tepat membacakan Daniel 12:1-3 sebagai bacaan pengantar pada Misa Hari Minggu Biasa XXXIII bertema ‘Membarui Kemanusiaan Di Hadapan Allah’.

Tiada kebetulan di hadapanNya.

Kami percaya, Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi Einzel. Yang hari-hari ini kami berdoa untuk perjuangannya mendapatkan SMA terbaik. Either itu di SMA Kolese  Johanes De Britto Yogyakarta, pilihan lain di Jakarta, atau mana saja. Biarlah kehendakNya jadi.

Semoga misteri itu segera terjawab indah. Sebagaimana indah dan cerianya hari ini. The Breeze BSD City. Mensyukuri Bahagia itu…

Selamat Ulang Tahun, Son. Jalan masih panjang, Tuhan besertamu. Selalu.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.