Satu lagi contoh fast response crisis communication.
Kali ini dari Adidas, pabrikan sepatu dan merchand olahraga lain asal Jerman. Sempat menyinggung warga Indonesia karena menyatakan wayang kulit berasal dari Malaysia, akhirnya mereka minta maaf. Padahal, ya sebenarnya budaya kedua negara memang mirip-mirip, sih. Namanya serumpun.
Persoalan timbul karena, pertama, seharusnya memang tak asal menyebut satu negara sebagai pemilik khas kebudayaan tertentu. Apalagi, Indonesia sudah ‘menang’ duluan karena legalitas dari Badan Dunia PBB.
Kedua, karena yang dihadapi adalah netizen Indonesia yang terkenal ganas.
Hebohnya sepatu keluaran baru Adidas bermula saat perusahaan itu meluncurkan koleksi UltraBOOST DNC City Pack pekan lalu di akun resmi Adidas Singapura.
CNBC Indonesia menulis, akun Adidas Singapura memposting, “Desainnya berbicara tentang penghormatan kepada Wayang Kulit, bagian penting dari identitas dan warisan budaya Malaysia dengan menggabungkan unsur-unsur Wayang Kulit dengan palet warna modern, dalam pendekatan “lama-bertemu-baru”.
“Wayang Kulit atau yang juga dikenal sebagai Shadow Puppetery, merupakan salah satu bagian penting dari identitas dan warisan budaya Malaysia.”
Adidas menunjuk Jaemy Choong dari Malaysia, Yeri Afriyani (Calla the Label) jadi wajah desain koleksi dari Indonesia, Greg Guleserian (Egg Fiasco) untuk Filipina, Eman Raharno Jeman (Clogtwo) dari Singapura, Tanit Likitthamarak dari Thailand, dan Le Thanh Tung (Crazy Monkey) dari Vietnam.
Khusus desain dari Indonesia, yang dikedepankan adalah kehidupan yang penuh warna di tengah keragaman. The design speaks of diversity and color in daily life in Indonesia, with varying shapes representing the various personalities one would meet on the streets, and different colors reflecting elements of the country on the UltraBOOST DNA.
“Untuk menghormati tradisi ini, Jaemy Choong, seorang desainer grafis dari Malaysia memadukan unsur Wayang Kulit dengan palet warna yang modern. CITY PACK dari Malaysia ini menghadirkan pendekatan “old-meets-new”,” demikian keterangan tertulis adidas.
Hal ini membuat panas sejumlah netizen RI. Sebagaimana dilansir dari laman UNESCO, pertunjukan wayang kulit memang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda dari Pulau Jawa, Indonesia pada 2003.
Selain adidas Singapura, warganet Indonesia juga menyerbu akun adidas yang lain, seperti adidas Filipina (@adidasph). “Wayang is Indonesian culture!” tulis seorang netizen dalam kolom komentar @adidassg. “WAYANG ITU BUDAYA INDONESIA!!!!” tulis netizen lain.
Hal ini akhirnya membuat perusahaan membuat pernyataan resmi meminta maaf di instastory @adidassg, Selasa (16/11/2021). Adidas menyebutnya ketidaksengajaan.
“Terima kasih sudah menghubungi kami. Sementara wayang kulit adalah bagian penting dalam warisan budaya Malaysia, kami seharusnya menyoroti (bahwa Wayang Kulit) asli dari Indonesia dalam unggahan kami,” tulis akun itu
“Kami sungguh meminta maaf karena ketidaksengajaan (untintentional offence) yang sudah terjadi, dan sekarang kami mengubah unggahan kami.”
Beberapa unggahan terakhir Jaemy Choong, di akun @jaemyc, pun menjadi sasaran dari komentar-komentar bernada protes dari pengguna Instagram Indonesia.
Seperti dalam unggahan berupa ilustrasi Choong yang berjudul “Flowin” Fortune. Di situ, beberapa warganet Indonesia menuding bahwa desainer itu telah melakukan plagiarisme.
Tidak sedikit juga yang dengan huruf kapital menuliskan bahwa wayang berasal dari Indonesia.
“Apakah kamu sudah melakukan riset sebelum membuat desain?,” tulis seorang warganet dengan bahasa Inggris.
“Wayang kulit adalah bentuk tradisional pertunjukan wayang yang awalnya ditemukan dalam budaya Jawa, Bali, dan Lombok di Indonesia,” tulis warganet lain, yang tampaknya mengutip laman Wikipedia Bahasa Inggris.
Lagi, sebuah pelajaran berarti dari sebuah krisis komunikasi. Sebelum luncurkan produk, riset yang kuat. Baik riset produk, latar belakang, maupun karakter audiens. Termasuk audiens warga sekitar. Jika sudah terjadi masalah, mitigasilah dengan baik. Jangan ragu untuk minta maaf.