Liverpool bersiap meraih kesempatan angkat piala pertama dari empat peluang juara musim ini. Akankah dirayakan atau kembali kecewa oleh Chelsea?
Dokter Tirta bikin ‘ulah’. Kali ini, dokter sekaligus seleb medsos yang penggemar berat klub sepak bola Liverpool ini posting di akun twitternya @tirta_cipeng, pada 17 Februari 2022 lalu.
Pria 30 tahun bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi yang semakin menanjak berkat advis-advisnya di masa pandemi ini mencuit, “Jika Liverpool dapet piala apapun musim ini, entah FA, Carabao, atau EPK saya akan gowes jakarta – jogja – jakarta Sambil pake jersey the kop. Bukan pake jersey sepeda. Semoga juara! Amin!”
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu memang bukan penggemar Liverpool kaleng-kaleng. Di era Indonesia Lawyer Club masih tayang di televisi, ia kerap diundang sebagai narasumber. Pada masa itulah, media menyorot tato YNWA -You’ll Never Walk Alone, slogan khas pendukung Liverpool- di jari jemarinya.
Pasca melempar cuitannya, banyak respon masuk. Ya, biasalah netizen kita. Ada yang pro, tapi tak sedikit yang kontra. Yang meremehkan Liverpool bisa dapat gelar mensyukuri bahwa Tirta tak akan memenuhi nazarnya. Meski sejurus kemudian ia posting lagi, “Jikapun ga juara, ttp saya akan gowes jakarta – jogja pake jersey the kop. Kalo juara. Baru pp jkt-jogja.”
“Fans Liverpool ga sepele, mas,” tegas Dokter Tirta.
Kepastian pertama dari ‘nazar’ sang dokter ditentukan di Stadion Wembley, London, Minggu, 27 Februari malam hari waktu Indonesia. Mampukah Liverpool menuntaskan satu pencapaiannya pada musim ini?
Final English Football League (EFL) alias Piala Liga Carabao Cup tahun ini sungguh epik. Mempertemukan dua pelatih Jerman tersukses di kancah sepak bola Inggris. Jurgen Klopp melawan Thomas Tuchel.
Bagi Klopp, ini adalah final ketiganya di Stadion Wembley. Pada 25 Mei 2013, Klopp yang masih mengasuh Borussia Dortmund harus mengakui keunggulan Bayer Munich 1-2 dalam ‘All German Final’ di partai puncak Liga Champions. Satu gol penalti Ilkay Gundogan tak berarti dibanding dua gol Mario Mandzukic dan Arjen Robben yang menahbiskan klub arahan Jupp Heynckes itu mengangkat piala si kuping lebar untuk kali kelima. Kala itu.
Final Wembley berikutnya dialami Klopp saat memakai jas di sisi Liverpool FC dalam final Piala Liga yang kali itu bernama ‘Capital Cup’. Imbang 1-1 melawan Manchester City di waktu normal, pendukung Liverpool pulang dengan kesedihan karena kalah adu penalti. Hanya Emre Can yang bisa melaksanakan eksekusi dengan baik ke gawang Willy Caballero, sementara Lucas Leiva, Phil Coutinho dan Adam Lallana gagal bekerja dengan memuaskan.
Namun, bukan Jurgen Klopp kalau tak punya kata-kata indah. Dia adalah jagoan pidato. Pakar retorika sejati. Setelah kalah tos-tosan, ia berucap, “We feel down but now we have to stand up. Only silly idiots stay on the floor and wait for the next defeat.”
Cerita selanjutnya, kita sudah paham. Klopp memuaskan dahaga penggemar Liverpoool untuk merasakan gelar juara Liga Inggris setelah 30 tahun. Ditambah Juara Liga Champions, UEFA Super Cup dan FIFA World Cup 2019.
Sebenarnya ada satu lagi laga Klopp di Wembley bersama Liverpool. Tapi itu tak dihitung sebagai final. Menjalani partai pembuka musim baru Liga Inggris 2020/2021, Liverpool tampil di perhelatan Community Shield sebagai juara liga melawan Arsenal yang beratribut Juara Piala FA. Setelah waktu normal 1-1, Liverpool kembali kandas adu penalti. Eksekusi Rhian Brewster menjadi satu-satunya pemain yang gagal menjalankan tugas sebagai algojo pada adu penalti,
Laga final melawan Chelsea bisa dibilang menyesakkan bagi Liverpool. Juga di Final Piala Liga, 2005, yang kala itu digelar di Stadion Milenium, Cardiff, The Reds berjumpa dengan The Blues. Hasilnya, 2-3 untuk Si Biru, dengan kapten Liverpool Steven Gerrard menyumbang satu gol bunuh diri yang membuat skor imbang 1-1. Sebelumnya, di menit pertama, John Arne Semundseth Riise membuka keunggulan 1-0 bagi Liverpool.
Pertandingan berlanjut ke babak tambahan. Pasukan Rafa Benitez hanya menambah sebiji gol lewat Antonio Nunez, sementara tim besutan Jose Mourinho punya doa gol tambahan lesakan Didier Drogba dan Mateja Kezman.
Drogba yang sama juga jadi momok Liverpool kala jumpa Chelsea di Final Piala FA 2012. Stadion Wembley, Mei 2012 menjadi saksi gol Droga jadi pembeda di hadapan 89.102 penonton. Chelsea 2, Liverpool 1. Gol ‘si kuncir’ Andy Carroll menjadi hiburan setelah Ramires do Nascimento dan Droga membobol jala Pepe Reina. Liverpool era pelatih legendaris Kenny Dalglish pun gagal mengawinkan Juara Piala Liga dan Piala FIFA 2012.
Minggu malam 27 Februari, siapa yang lebih digdaya? Liverpool atau Chelsea?
“Dua tim dengan level Champions League akan bersaing memperebutkan trofi. Kami akan bersaing dengan juara Eropa, kami pergi ke sana untuk bersaing dengan juara dunia saat ini,” kata Pepijn Lijnders, asisten pelatih Liverpool asal Belanda, yang selalu ditugasi jadi juru bicara di perhelatan EFL Cup.
“Seperti kata manajer Klopp, kami tidak ingin menjadi tim terbaik di dunia, tetapi kami ingin menjadi tim yang bisa mengalahkan atau mampu memanfaatkan setiap peluang untuk mengalahkan tim terbaik di dunia. Dan itulah yang akan kami coba untuk laga final nanti,” urainya.
Adapun Thomas Tuchel tetap ingin berkonsentrasi jadi yang terbaik, di tengah isu keterlibatan sang pemilik klub, Roman Abramovich, atas invasi Rusia ke Ukraina. Sebagai pengusaha besar, Roman dikebal punya kedekatan dengan penguasa Rusia, Vladimir Putin.
“Kami tidak merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi itu. Kami juga punya hak untuk tidak berpolitik, dan fokus terhadap olahraga,” kata Tuchel, yang usianya enam tahun lebih muda daripada Jurgen Klopp.
Jadi, akankah Dokter Tirta segera dipastikan gowes pulang pergi Jakarta – Yogyakarta? Biarlah Wembley menjawabnya.
Yang pasti, jadi fans Liverpool itu ga sepele, Mas!
*Jojo Raharjo, pencinta sepak bola dan kehidupan. Penggemar Liverpool dalam suka dan susah.
sebagaimana ditayangkan di https://www.sportstars.id/read/analisis-nazar-juara-liverpool-dokter-tirta-PT200N
https://kanalbola.id/nazar-juara-liverpool-dokter-tirta/