Indonesia merupakan negara besar dengan dua potensi besar, yakni potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia. Khusus potensi sumber daya alam akan cepat habis, saat kita keruk dan ambil terus sumbernya.
Namun, kekayaan sumber daya manusia akan lebih kekal dan bermanfaat, terutama jika kita benar-benar mengembangkan potensi sumber daya manusia itu dengan meningkatkan kualitas kompetensinya.
Penegasan itu disampaikan Direktur Komunikasi, Kemitraan dan Pengembangan Ekosistem Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Sumarna F. Abdurahman saat menjadi narasumber Live Instagram kerja bareng Prakerja-Bencoolen Coffee bertopik ‘Peluang Kerja & Usaha Kopi Modal Minim Pasca Pandemi’, Kamis, 31 Maret 2022.
“Tahun-tahun ini kita memasuki masa yang disebut ‘Bonus Demografi’, di mana jumlah tenaga kerja produktif lebih besar daripada penduduk non produktif,” kata Sumarna.
Mantan Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) ini mengingatkan, tersedianya aneka pelatihan berkualitas menjadi kunci untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia.
“Dengan 140 juta angkatan kerja kita yang terus bertambah setiap tahunnya, pola pelatihan digital sangat efektif untuk meningkatkan kompetensi mereka. Program pelatihan daring sangat efektif jika dibandingkan dengan pola luring yabg maksimal hanya bisa menjangkau 1 juta orang per tahun. Dengan hitungan itu, berapa dasawarsa kita akan selesai memberikan pelatihan jika hanya dilakukan secara luring?” tukasnya.
Ditekankannya, bagaimana kita bisa mengharapkan 140 juta angkatan tenaga kerja bisa memiliki peningkatan kompetensi dengan baik jika percepatan upaya pelatigannya berjalan sangat lamban?
“Untuk itulah, kita apresiasi terobosan yang dilakukan Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin dengan Program Kartu Prakerja ini. Inovasi-inovasi baru Prakerja terbukti bisa menjangkau 11,4 juta penerima manfaat hanya dalam tempo dua tahun,” tukasnya.
Sumarna menggarisbawahi, dalam menjalankan sebuah usaha, ada tiga faktor penting yang harus dimiliki.
Pertama, bagaimana mendapatkan peluang berusaha.
Kedua, bagaimana mendapatkan akses sumber pendanaan untuk berusaha.
Ketiga dan terpenting, bagaimana memiliki sklii kompetensi untuk menjalankan usaha itu.
“Kami memiliki impresi dan berikan apresiasi pada Lembaga Pelatihan Bencoolen Coffee karena memberikan akses untuk mendapatkan kesempatan kerja dan mengembangkan usaha bagi alumni Prakerja yang mengambil pelatihan di Bencoolen Coffee,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, VP Bencoolen Coffee Mardiana Budikasih menceritakan kelebihan-kelebihan pelatihan Bencoolen Coofee pada ekosistem Kartu Prakerja.
“Dari segi skill membuat kopi, untuk teman-teman yang mencintai dunia silakan mengupgrade diri. Jangan lupa, kemampuan mengaduk dan menyeduh kopi di rumah itu juga termasuk skill lho,” terangnya.
Selain itu, Mardiana menjelaskan ada pula pelatihan ‘Belajar Menadi Spesialis Pemasaran Kopi Melalui Marketplace’, dengan output bagi para alumni yang berminat untuk membuka kemitraan usaha dengan Bencoolen Coffee.
Tak lupa, ia memotivasi agar jangan sampai kondisi pandemi membuat kita jadi patah semangat.
“Pemerintah sudah memberi solusi lewat Program Kartu Prakerja, mari kita sama-sama berkontribusi untuk bangkit,” ucapnya.
Mardiana meyakinkan, jangan ragu untuk memulai usaha.
“Ada peluang saat Bulan Ramadan dan juga jelang Lebaran, mari kita mnafaatkan dengan baik. Apapun yang anda lakukan, yang penting caranya harus tepat dan kuasai keterampilannya dengan baik,” katanya.
Dalam pelatihan untuk menjadi spesialis pemasaran kopi sebagai langkah awal menjadi pelaku wirausaha, ada beberapa indikator usaha yang akan diajarkan.
“Misalnya, belum tentu kalau sebuah tempat itu ramai, maka berjualan di sana akan rame. Sebaliknya, jika tempatnya sepi, tidak pasti juga jualan di situ akan sepi. Kami akan memberikan bimbingan dan strategi promosi,” pungkasnya.
Sesuai namanya, Bencoolen Coffee berasal dari Bengkulu. Bengkulu merupakan provinsi produsen kopi terbesar ketiga di Indonesia setelah Sumatera Selatan dan Lampung. Gudang kopi Bencoolen berada di Kabupaten Kepahiang, Bengkulum serta mendapat akses membeli kopi langsung ke kelompok tani atau petani di Bengkulu dengan harga yang mengikuti harga pasar.
Beberapa mitra Bencoolen Coffee yang juga Alumni Kartu Prakerja memberikan testimoninya di dialog ini, seperti Zainal dari Kalimantan Timur dan Nathali Ester dari Jayapura.
“Saya bersyukur, setelah mengikuti Pelatihan Kartu Prakerja, dari tidak tahu apa-apa soal bisnis kopi, kita punya usaha di Samarinda dan Balikpapan. Ini lebih dari ekspektasi saya,” katanya.
Hal yang sama disampaikan Nathali, peserta Gelombang 5 Kartu Prakerja.
“Awalnya saya buka kedai kecil-kecilan di jalan utama dari Bandara Sentani menuju Kota Jayapura, Kini kedai itu sudah lumayan bagus. Orang jadi nyaman duduk lebih lama sambil ngopi,” kisahnya.