Berbagi posisi dan jenjang karir sudah dilalui Denni Puspa Purbasari. Tapi, baginya, amanat menjadi Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menjadi sebuah pengalaman nan istimewa. Kalau sebelumnya banyak berkutat sebagai penyusun desain kebijakan, kini dirinya langsung menjadi eksekutor di lapangan.
Kesan itu disampaikan Denni pada ‘Start Talks Tokopedia Academy with Executive Director Project Management Office Kartu Prakerja’ bertema ‘Skll Development for Women Empowerment’, Jumat, 22 April 2022.
“It’s totally different. Ibaratnya, dari semula ada di posisi policy analist, policy advisor atau policy maker, kini saya langsung jadi pemain gelandang di lapangan,” kata Denni Purbasari.
Menjalankan amanat Presiden Jokowi pada sebuah program untuk memberikan pelatihan vokasi pada minimal 2 juta angkatan kerja setiap tahun, Denni melakukan sebuah konsep yang sama sekali baru. Temasuk bekerjasama dengan sektor swasta, untuk melayani jutaan orang dari Sabang sampai Merauke.
“Ditambah lagi kondisi pandemi membuat kami mengkreasikan sistem Prakerja berlangsung dari awal sampai akhir secara digital,” terangnya.
Memimpin Program Prakerja, Denni bahagia karena merasa ilmunya bermanfaat serta bisa mengubah hidup jutaan orang di Indonesia.
“Itu priceless,” tukasnya.
Dari capaian Program Prakerja, Denni mendapat insight bahwa setiap orang di Indonesia layak mendapat peluang dan kesempatan untuk bisa hidup lebih baik. Yang penting, pemerintah membukakan pintu menuju awal kesuksesan.
“Selanjutnya, tentu tergantung kepada masing-masing orang itu sendiri. Apakah mau menjadi pembejar yang baik atau tidak,” katanya.
Dalam diskusi yang dipandu Head of Engineering Tokopedia, Gilang Kusuma Jati ini, Denni menyampaikan bahwa sebagai seorang Chief Executive Officer di Manajemen Prakerja, ia memberi keteladanan kepada tim bahwa dirinya selalu ada di ‘kokpit’.
“Di situlah saya memberi sinyal bahwa kita selalu ada, membuka pintu kepada tim untuk konsultasi dan membuat keputusan. Itulah tugas CEO: checking, make decision, meeting, prioritization,” paparnya.
Perempuan kelahiran Semarang ini mengungkapkan perjalanan hidupnya dengan menekankan untuk selalu melakukan apa yang disukai dan mengerjakan dengan penuh totalitas. Bakat kepemimpinan Denni sudah terlihat sejak jadi Ketua OSIS SMP Negeri 3 Semarang serta menjadi siswa teladan se-Jawa Tengah yang membawanya bertemu Presiden RI saat itu, Soeharto.
Di SMA Negeri 3 Semarang, Denni kembali meraih predikat salah satu siswa teladan nasional, hingga membawanya masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada tanpa tes.
“Saya fall in love di Ilmu Ekonomi setelah bertemu para pengajar hebat yang inspiratif di UGM. Di situ saya belajar bahwa ekonom yang andal juga harus ahli mathematician, statistician, philosopher, tapi juga seorang politician,” bebernya.
Denni belajar bagaimana dari perdebatan nilai-nilai ekonomi seperti mengejar efisiensi, pemerataan, pertumbuhan, keberlanjutan lingkungan dan lain-lain harus bisa disampaikan dengan mudah pada publik, terutama saat ekonom itu menjadi penasihat kebijakan atau bahkan sebagai pengambil keputusan publik.
“Di sinilah saya senang dengan Ilmu Ekonomi, karena disiplin ilmu ini sangat menakjubkan dan terus membuatnya tak berhenti belajar,” urainya.
Menyelesaikan pendidikan sebagai lulusan terbaik dan tercepat di UGM, Denni mendapatkan beasiswa Fulbright yang mengirimnya ke Amerika Serikat.
“Dari 14 penerima beasiswa di angkatan itu, saya jadi satu-satunya yang belum pernah ke luar negeri. Saya merasakan perjuangan dan kerja keras sebagai orang kampung dari kelas menengah ke bawah Indonesia,” kata pemilik master Policy Economics di University of Illinois at Urbana-Champaign yang diselesaikannya selama setahun pada tahun 2000. Masih ‘haus’ akan Ilmu Ekonomi, Denni pun lanjut ke jenjang doktoral.
Selesai mendapatkan doktor ekonomi dari University of Colorado Boulder, Denni kembali ke tanah air pada dan masuk ke pemerintahan sebagai Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Boediono.
“Saya mendapat tambahan pembelajaran baru terkait kebijakan publik, terutama karena bekerjasama dengan para ekonom senior di bawah pimpinan langsung Pak Boed,” jelasnya.
Di periode pemerintahan berikutnya, Denni dipercaya sebagai Deputi Perekonomian Kantor Staf Presiden, termasuk merumuskan transformasi kebijakan Bantuan Pangan Non Tunai yang kemudian sangat terasa manfaatnya di era pandemi. Hingga kemudian pada Maret 2020, Denni ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.
“Dari berbagai jabatan itu, saya mendapat benang merah untuk selalu menjaga kerendahhatian, humility, yang, I wish, bisa membuat saya terus belajar dan jadi makin bijak,” tuturnya.
Secara khusus Denni memberi apresiasi khusus pada tim yang ada di Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, dengan lebih dari 70 persen anggota tim di Prakerja merupakan generasi milenial.
“Mereka yang ada di tim ini tidak mencari kenyamanan. Semua bekerja dengan hati emas karena meyakini visi Prakerja sebagai ‘the first government startup’. Tiga visi itu yakni integrity, above and beyond, serta together we can create big impact,” pungkasnya.
Selengkapnya di