Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan, Senin, 25 April 2022, saat meninjau kesiapan Jakarta menggelar Formula E layak disimak.
Di sini Jokowi menunjukkan bahwa ia memiliki perhatian yang sama untuk semua event yang digelar, terutama kelas internasional. Setelah sukses MotoGP Mandalika Maret lalu, maka gelaran Formula E di Ancol, 4 Juni nanti harus sukses.
Bagaimanapun yang dipertaruhkan ini bukan hanya nama Jakarta, tapi juga nama Indonesia. Jadi, ya pada kondisi seperti ini tidak ada istilah suksesnya Anies, atau suksesnya DKI. Sukses Formula E adalah sukses kita bersama, suksesnya Indonesia…
Bahwa dari kacamata politik, pertemuan dengan Presiden Jokowi sangat menguntungkan Anies, tentu saja iya. Apalagi survei-survei juga menyatakan Anies termasuk capres favorit selain Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Karena Jokowi terbukti dua periode dipilih dan dicintai masyarakat, maka tentu saja siapa yang dekat dengan Jokowi akan memiliki sentimen positif untuk mendongkrak namanya di panggung survei.
Kita lihat diksi yang dipakai Anies pada pidatonya. Ia tampak santun, menyebut, “Izin, Bapak Presiden… Seperti dikatakan Bapak Presiden..” Anies Baswedan harus berbaik-baik, dan menghindari persepsi publik kembali terkuak: bahwa ia mantan menteri yang pernah dipinggirkan Jokowi.
Dari segi komunikasi politik, Anies tampak menghadiri blunder, yang kemudian dapat memerosotkan namanya di lintasan survei. Kita ingat pada sebuah kesempatan mengecek Wisma Atlet jelang Asian Games 2018, Anies berkacak pinggang di depan Jokowi.
Terlepas aksi itu disengaja atau tidak, hal seperti itu mengurangi nilai positif Anies di mata netizen dan publik secara luas. Tentu blunder politik seperti itu tak mau diulangi kembali oleh Anies.
Memang benar pilihannya, saat ini: kalau mau dicintai rakyat, harus nempel Jokowi. Anies membuktikan itu di Ancol, kemarin…
Nice…