Asyik sekali mengamati hidangan untuk tamu di Kementerian Koordinator Ekonomi Maritim dan Investasi.
Berkunjung ke Kemenko Marves. Berjumpa Jodi Mahardi, Juru Bicara sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim. Bersama kawan-kawan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) melaporkan suksesnya Dies Natalis dan Apel Kebangsaan di Ibu Kota Negara, bulan lalu.
Asyik sih.
Tapi bagi saya yang lebih asyik justru mencermati buah-buah yang disediakan untuk tamu kantor Kemenko. Sepaket dihidangkan salak, lengkeng, dan eh, buah apa lagi itu ya…
“Itu buah matoa, Pak,” kata petugas kebersihan yang merapikan ruangan usai acara kami.
Situs Hallo Sehat menulis, buah matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman tropis yang masih satu keluarga dengan leci dan lengkeng. Tanaman yang tingginya dapat mencapai delapan belas meter ini banyak ditemukan di daerah Papua, Fiji, dan sejumlah negara di Asia.
Di dalam kulitnya yang tipis dan keras, terdapat buah berwarna putih dengan tekstur yang kenyal mirip rambutan. Uniknya, rasa buah matoa disebut-sebut mirip campuran buah lengkeng dan durian. Buah ini juga memiliki aroma yang khas.
Penelitian yang mempelajari kandungan gizi buah matoa masih amat terbatas. Namun, buah ini diketahui kaya akan vitamin C dan E yang merupakan antioksidan. Seperti leci dan kelengkeng, matoa juga tinggi kandungan air dan mineral.
Matoa mungkin juga mengandung senyawa khas tumbuhan seperti buah-buahan lain. Sejumlah penelitian pun menyebutkan adanya kandungan zat antibakteri pada buah yang unik ini.
Berkat kandungan vitamin, mineral, dan zat antioksidan yang tinggi, buah matoa diyakini dapat memberikan khasiat sebagai berikut.
1. Membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
2. Membantu mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Ini karena matoa kaya akan zat tanin yang merupakan antioksidan.
3. Manjur untuk melawan penyakit infeksi
4. Menurunkan tekanan darah
Yuk, kenalan dengan buah matoa, yuuuks…