Sutradara Masa Depan

Senang sekali bisa meriung bersama ‘future director’ tanah air. Para pemenang Kompetisi Film Pendek Program Kartu Prakerja.

Setelah hampir tiga bulan berkutat mematangkan ide cerita, eksekusi film, dan pascaproduksi, kami kembali berkumpul. Kali ini untuk screening alias pemutaran film dalam kalangan terbatas.

Kompetisi Film Pendek ini mensyaratkan pesertanya untuk mengirimkan ide cerita dalam bentuk sinopsis bertema: “Kartu Prakerja, Dari Tidak Tahu menjadi Tahu, Dari Tidak Bisa menjadi Bisa”.

Dari lebih 600 pendaftar, 10 peserta terpilih dengan ide cerita terbaik berkesempatan mengikuti workshop pembuatan film di Jakarta bersama sineas-sineas indonesia, dan mendapatkan pendanaan untuk produksi film masing-masing senilai 30 juta rupiah.

“Kompetisi film pendek ini bermaksud untuk merangsang komunitas film di berbagai kota, serta insan muda kreatif di tanah air untuk menarasikan secara visual imajinasi mereka tentang Kartu Prakerja,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari.

Naskah ide cerita yang masuk akan diseleksi oleh tiga sineas muda Indonesia yakni Riza Pahlevi, Rein Maychaelson dan Adhyatmika.

Riza Pahlevi merupakan sutradara muda asal Yogyakarta yang melahirkan film pendek berjudul ‘Makmum’. Filmnya telah meraih berbagai penghargaan baik di nasional maupun internasional, Best Horror di HelloFest 2016, Best Direction Special Mention di The Crappy Internasional Movies in Sueca di Spanyol, 10 Film Terpopuler di Viddsee 2017 dan beberapa penghargaan lainnya. Film pendek garapannya itu juga telah diangkat menjadi film layar lebar dengan judul Makmum dan Makmum 2.

Rein Maychaelson memulai karirnya melalui rilis film karya ‘ ‘Happiness of the Holy’, dan ‘Udin Telekomsel’, kedua film tersebut diputar di Jogja NETPAC Asian Film Festival.

Selama ini beberapa film karya Rein sudah meraih penghargaan pada berbagai ajang bergengsi di festival film internasional, seperti Jogja-NETPAC Asian Film Festival, XXI Short Film Festival, Los Angeles Indonesia Film Festival, Bangkok International Film Festival, Europe on Screen, Viddsee Juree Awards.

Sementara itu, Adhyatmika merupakan lulusan Lasalle College of The Arts, Singapura, yang juga memperoleh ilmu sinematografi dari Program Pelatihan Khusus di Tisch School of the Arts, New York University. Mika mendapat penghargaan “Outstanding Youth” dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Salah satu film pendeknya, ‘Democracy is Yet To Learn / Masih Belajar”’ memenangkan beberapa penghargaan internasional di mana ia menerima award dari Hillary Clinton dan memutar filmnya di gedung PBB.

Hasilnya, kesepuluh pemenang Kompetisi Film Pendek Kartu Prakerja menyelesaikan produksi filmnya, dengan masukan sana-sini. Mereka yakni Agit Kurniawan (Kangen Masakan Bapak), Agung Aksara Putra (After the Funeral), Bertrand Valentino (Sangkar Baru), Ginanjar Teguh Iman (Kepulangan Rena), Irfan Rahaswin Sholihin (Bertahan untuk Tak Pulang), Novia Anggi Tri Sulistyowati (Warisan Ayah), Raka Ardian Pamungkas (Sop Ayam), Rehal Lahir Prias Supuntari (First Night), Rio Akbar Jalu Pandita (Saraswati), dan Yosua Putra Wisena (Laku).

Maju terus, sineas Indonesia!

Leave a Reply

Your email address will not be published.