Late post dari perjalanan ke Surabaya, Juli lalu.
Bulan lalu, untuk keperluan kerja, saya ‘pulang’ ke Surabaya. Hanya dua hari dan semalam. Itupun pada hari kedua sudah harus ke Bandara Juanda subuh banget.
Di antara waktu pendek itu, paginya mendampingi Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari ke Bank Indonesia Jawa Timur di seberang Tugu Pahlawan, malam hari saya berkunjung ke kantor redaksi Harian Disway.
Kantor media yang baru berusia dua tahun pada Juli 2022 itu terletak di Jalan Wali Kota Mustajab, Ketabang. Bisa dibilang depan-depanan dengan rumah dinas Wali Kota Surabaya. Tentu tak mudah menyewa rumah di lokasi itu. Apalagi kalau sampai membelinya.
Di sinilah nampak visionernya Dahlan Iskan, begawan jurnalis nasional. Pernah jadi Dirut PLN hingga Menteri BUMN, mantan wartawan Tempo ini kemudian keluar dari Jawa Pos, media yang membesarkan dan dibesarkannya.

Dahlan kemudian membuat Harian Disway, koran ala majalah. Dibuat luks. Kalau tak salah, harganya Rp 10 ribu per edisi tiap hari. Selain itu, Dahlan rutin menulis di disway.id.
Catatan harian itu dibuatnya secara konsisten di manapun ia berada. Konon, ditulis dengan dua jempol saja di ponsel. Lalu dikirim ke penjaga rubrik untuk kemudian naik secara online di situsnya. Juga terbit di jaringan koran daerah Radar Jawa Pos yang masih jadi miliknya. Kadang, jika topiknya menarik, tulisan itu viral dengan sendirinya dari WhatsApp Grup ke WAG WAG lain.
Semoga, koran gaya baru, dan tulisan online konsisten itu terus langgeng, lestari. Setidaknya, kita doakan Pak Dis panjang umur…
