Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Pekan lalu sowan ke rumah Dahlan Iskan di Ketintang, Surabaya. Hari ini, diskusi ringan itu tayang di Catatan Harian Disway.
Dahlan Iskan, usianya lebih dari 71 tahun, masih rajin menulis setiap hari. Memang, seorang wartawan tak terbatas pada umur, dan media. Lepas dari Jawa Pos yang dibesarkannya, kini ‘Abah’ -demikian panggilan ayah sepasang anak itu- menulis tiap hari di Disway, media baru miliknya.
Bulan lalu, untuk keperluan kerja, saya ‘pulang’ ke Surabaya. Hanya dua hari dan semalam. Itupun pada hari kedua sudah harus ke Bandara Juanda subuh banget.
Mengenang kekaguman Dahlan Iskan pada Denni Purbasari
Ini tulisan terlambat tentang ulang tahun Bu Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja yang 25 Oktober kemarin bertambah usia. Isinya pun lebih banyak copy paste, mengenang tulisan ‘Abah’ Dahlan Iskan, saat itu masih bos Jawa Pos Group, usai dikunjungi Denni Purbasari, jelang sebuah acara Kantor Staf Presiden di sekitar Surabaya.
Ala bisa karena biasa. Jam terbang dan pengalaman memegang peranan penting dalam menghasilkan karya yang lebih baik. Tapi, kuncinya, jangan pernah berpuas diri. Perbaiki kekurangan yang ada.
Saat mereview peliputan peliputan fenomena gerhana matahari karya Vivi Melyan, Andreas Fan Cristian, Daniel Cahyadi dan Kelvin Layzuardy, secara tak sengaja saya menemukan ‘portofolio’ mereka yang lain. Di kanal youtube, ternyata kelompok ini pernah secara khusus mewawancarai Dahlan Iskan, tokoh pers yang juga pernah menjabat Menteri BUMN di Lapangan Monumen Nasional, di sela-sela Dahlan melakukan aktivitas senam pagi hariannya. Saat itu, mereka mengejar Dahlan untuk tugas Sejarah Jurnalistik dan meminta Dahlan berkisah tentang pengalaman serta cerita-ceritanya mengenai perjalanan jurnalistik di Indonesia, dengan wawancara berlangsung cair dan nyaris tanpa grogi. Betapa sebuah effort yang kuat untuk mengejar sebuah tokoh ternama.
Dahlan Iskan terakhir dikenang publik sebagai mantan menteri dan Direktur Utama PLN. Jauh sebelum itu, ia lebih dikenal sebagai ‘media mogul’, bos media di Indonesia.
Judul Jawa Pos 6 Juni 2015: ‘Dahlan: Saya Ambil Alih Tanggung Jawab Ini. Sembilan Gardu Indek Masih Dicek, Sudah Jadi Tersangka’.
Sebagai raja media, Dahlan Iskan memiliki lebih dari 150 surat kabar harian grup Jawa Pos dan radar-radarnya, serta puluhan tabloid, serta jaringan televisi JTV dan pusat pemberitaan online bernama Jawa Pos News Network (JPNN).
Ekspose pemberitaan Dahlan Iskan di media. Mahasiswa mempelajari realitas, antara ‘yang seharusnya’ dan ‘yang sebenarnya’.
Karena itu, amat menarik menanti bagaimana media massa di Indonesia memasang headline (berita utama) pada edisi Sabtu, 6 Juni, satu hari setelah Dahlan Iskan ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pembangunan 21 Gardu Induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara 2011-2013 yang mengindikasikan kerugian negara Rp 33m 2 miliar. Titik tekanannya adalah: bagaimana media bersikap, baik media milik grup Jawa Pos maupun media massa lain, kompetitornya kelompok Jawa Pos, di Indonesia.