Perjalanan darat hampir delapan jam dari Sintang ke Pontianak.
Karena pesawat ATR 72-600 yang seharusnya menerbangkan kami dari Sintang kembali ke Pontianak tak memberi kejelasan, maka subuh itu diputuskan kami menggunakan perjalanan darat. Dari Hotel MyHome di Jalan Lintas Melawi, Sintang pukul 4.30 WIB, menuju Bandara Supadio di antara Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Sampai di Bandara Supadio sekitar pukul 13. Pesawat Batik Air menuju Jakarta sudah menanti untuk terbang pada 13.30 WIB.
Prajurit sejati pantang mengeluh. Selalu ambil yang positif dari semua yang terjadi. Memang ini bukan kali pertama saya melintasi Jalan Trans Kalimantan. Tapi, dibandingkan perjalanan mobil dari Pontianak ke Entikong pada 2017 dan 2018, tentu berbeda. Lebih jauh juga kali ini. Sintang ke Pontianak sejauh 322 kilometer. Sementara Pontianak ke Entikong di Kabupaten Sanggau ‘hanya’ 244 kilometer.
Melewati tepi Sungai Kapuas, sesubuh itu kami menyaksikan anak-anak sekolah bersemangat menuntut ilmu. Bocah SD mengenakan seragam pramuka hendak menempuh pendidikannya di pedalaman Kalimantan. Melewati Sekadau, Sanggau, dan akhirnya ke Kubu Raya yang kian modern.
Sempat ‘menggerebek’ Rumah Makan Puncak Kapuas di Sanggau, tapi pada jam tujuh pagi itu mereka belumlah membuka lapaknya. Iring-iringan mobil kembali jalan, termasuk dua mobil yang tumbang karena bermasalah di sistem gir dan problem lain.
Akhirnya, transit makan pagi pukul delapan di Sanggau Permai dan lanjut makan siang di Mie Tiaw 88, Batara 2 Serdam, Kubu Raya. Sekitar 20 menit dari arah bandara.
Kalimantan Barat nan indah. Provinsi terluas ketiga setelah Papua dan Kalimantan Tengah. Diberkahilah engkau dengan sungai, sawit, dan keindahan alam yang memesona.