Tragedi 1 Oktober Kanjuruhan

Satu Oktober 2022 jadi sejarah kelam sepak bola Indonesia. Tak ada kenikmatan dalam olahraga, termasuk sepak bola, seharga nyawa.

Sedih. Indonesia tiba-tiba melejit bukan karena prestasi. Tragedi hitam terjadi usai partai lanjutan Liga 1 kala tuan rumah Arema FC dibekap tamunya Persebaya Surabaya 2-3. Kombinasi antara pitch invation Aremania ke lapangan, ditambah represi petugas keamanan, membuat 125 jiwa melayang.

FIFA selaku induk sepak bola dunia secara tegas menyatakan bahwa penggunaan gas air mata dilarang pada pertandingan sepak bola. Hal itu tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada Pasal 19 poin b tentang pengawasan penonton yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan mamakai gas air mata dan cerawat. 

Nahasnya, asap gas air mata yang dilontarkan pihak kepolisian mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan. Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter mengalami sesak napas dan pingsan, hingga memakan korban jiwa.

Sabtu malam, di sebuah hotel di Kalimantan Timur, malam itu saya kaget saat awalnya dengar korbannya 9 orang, 40 orang lalu melejit 100 lebih.

Esoknya, Minggu pagi, Presiden Jokowi langsung menggelar konferensi pers di Istana Bogor. Sorenya, Kapolri, Menpora, dan Ketua Umum PSSI terjun ke lokasi.

“Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang, saudara saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.”

“Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik.”

“Saya juga telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri dan ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya.”

“Khusus kepada Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” demikian pernyataan resmi Presiden Jokowi.

Minggu malam itu, laga La Liga Spanyol diawali dengan mengheningkan cipta untuk Tragedi Kanjuruhan. Sementara partai Liga Inggris menyertakan ban hitam di lengan pemain sebagai rasa duka mendalam.

Presiden FIFA Gianni Infantino juga telah bersuara menanggapi tragedi Kanjuruhan. Menurut Infantino, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang merenggut korban ratusan orang meninggal dunia merupakan “hari kelam sepak bola dunia”.

“Ini adalah hari kelam bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola, sebuah tragedi di luar pemahaman,” kata Infantino, melalui laman resmi FIFA. “Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga, rekan-rekan korban yang kehilangan nyawa setelah kejadian tragis ini.”

“Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami tujukan kepada para korban, mereka yang terluka.”

“Bersama dengan rakyat Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Federasi Sepak Bola Indonesia, Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini,” tutur Infantino.

Semoga ini benar-benar jadi pelajaran berarti. Tak ada lagi korban karena olahraga. Tak ada kesenangan senilai nyawa manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.