Di Bontang ada satu destinasi yang wajib dicentang untuk dikunjungi. Kawasan tepi laut: Bontang Kuala.
Pergilah ke Bontang Kuala. Berfotolah di tulisan ‘Awas Ada Buaya’. Bukan prank, karena ini memang daerah berbahaya dan berpenghuni reptil dua dunia itu. Spot ini berbatasan dengan Selat Makssar di sebelah timur dan Taman Nasional Kutai serta Lhok Tuan di sisi utara.
Kami ke sana pada hari terakhir sebelum bertolak meninggalkan kota industri dan perdagangan itu. Dari Hotel Bintang Sintuk perlu waktu sekitar setengah jam perjalanan bermobil.
“Sampai di sana harus ganti bentor. Becak motor. Jalanannya kecil dari kayu di atas laut. Tak bisa dilalui mobil,” kata Muhammad Aswar, tokoh Bontang yang mengantar kami ke lokasi.
Literatur menyebutkan, Desa Wisata Bontang Kuala merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kota Bontang yang terletak di bagian pesisir timur Bontang dengan ciri khas permukiman nelayan di atas laut yang memiliki beragam potensi wisata seni dan budaya, kuliner, UMKM, souvenir, petualangan, ekonomi kreatif dan edukasi.
Bontang Kuala menawarkan wisata budaya dan kawasan wisata Kampung Laut Bontang Kuala. Hal ini juga sesuai dengan arahan yang ada dalam dokumen rencana tata ruang wilayah Kota Bontang.
Perkampungan nelayan ini berisikan beberapa kepala rumah tangga dengan pekerjaan sebagai nelayan di perairan sekitarnya. Rumah rumah itu dibangun di atas air dengan konstruksi bangunan yang sangat aman. Tidak hanya mampu menampung rumah secara kokoh, tetapi juga bisa anda pakai dengan kendaraan bermotor.
Tidak seperti kampung nelayan pada umumnya yang kumuh dan kotor, kampung satu ini justru sangat bersih dan terawat. Para pengunjung pun diharap mampu menjaga kebersihan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar. Limbah rumah tangga pun tidak akan tampak di sekitar rumah karena para penghuninya juga memiliki tambah tambah kecil di halaman rumah. Anda bisa melihat ikan ikan gendut di perairan dengan sangat mudah.
Mari ngeboang ke Bontang Kuala!
