Istimewa, menyaksikan partai pembuka Piala Dunai 2022 Qatar dari Banda Aceh.
Terkait tugas kantor, siang tadi, Minggu, 20 November 2022 kembali menginjak Tanah Aceh. Ini muhibah kali keempat.
Pertama, saat liputan tsunami sebagai jurnalis Tempo, awal 2005.
Kedua, sebagai produser KompasTV, liputan program ‘Kata Kita’, 2012.
Ketiga, sebagai tenaga ahli komunikasi Kantor Staf Presiden saat mengikuti kampanye memberantas stunting, 2019.
“Ke Aceh adalah perjalanan yang sangat jarang. Kalau enggak tugas, kayaknya ga bakal ke sini. Pilihan destinasi liburan kayaknya enggak. Ketemu keluarga juga enggak,” kata salah seorang teman seperjalanan.
Mendarat siang, kami belum bisa masuk Hotel Hermes. Makan dulu di sebuah warung makan tak jauh dari Bandara Sultan Iskandar Muda. Tepatnya di kawasan obyek vital Pertamina Blang Bintang. Rumah Makan Cut Bit. Setelah menikmati hidangan ayam tangkap, sempat kami berkeliling pusat kota, membunuh waktu sebelum bisa check in. Ke Masjid Baiturrahman yang ikonik, melewati Museum Tsunami, PLTD Apung yang terseret ombak tsunami, dan berputar di Pelabuhan Pantai Ulee Lheue, yang juga merupakan dermaga menuju Sabang, Pulau Weh.
Sore, kami kembali keluar hotel, menuju Kopi Solong. Meeting di sini mengasyikkan. Nampak para politisi, aktivis dan rakyat kebanyakan berkumpul memusyawarahkan banyak hal di warung kopi.
Berteman Kopi Sanger, Kopi Susu, Teh Tarik, ketan dalam daun pisang, atau pisang goreng kecil berbentuk kipas.
Malamnya, dinner di Warung Nasi Goreng dan Mie Aceh ‘Bardi’ di Lam Lagang, yang tenar dengan pesanan racikan ‘bumbu’ spesial. Kodenya, bilang aja. “Mie pakai racing.” Ehm…
Apakah makan mie khusus dan berkali-kali minum kopi membuat saya kuat? Nggak juga. Mungkin karena kecapekan sejak penerbangan pagi dari Cengkareng atau memang permainannya monoton, sempat ketiduran di kursi nonton bareng samping kolam renang hotel terbaik di Banda Aceh ini.
Dua gol Enner Valencia di babak pertama tak bertambah lagi di paruh kedua laga. Ditemani dr. Ronaldy Ferdian Rusli, teman sesama pencinta Liverpool, kami menyaksikan tersungkurnya tuan rumah Qatar 0-2 dari Ekuador di partai pembuka dari Stadion Al Bayt, Al Khor, berkapasitas 60 ribu orang itu.
Selamat datang kembali Piala Dunia di lini masa berbeda. Biasanya kan di tengah istirahat musim kompetisi liga. Kali ini, karena alasan Juni-Juli, Timur Tengah sedang panas-panasnya, World Cup digeser akhir tahun.
Marhaban ya Pildun!