Kehidupannya tak bisa diselamatkan. Masalah pada lambung, jantung dan paru membuatnya berpindah ke alam keabadian.
Ia datang menemani kami hanya tiga bulan. Saat usianya tiga bulan, akhir Agustus lalu. Kini, 20 November 2022, ia pamit meninggalkan dunia ini. Hanya enam bulan umur yang digariskan Sang Pencipta untuknya.
Milo. Kami begitu membanggakannya. Seolah nama itu pas dengan nama anjing Tintin, wartawan investigatif yang berkulit seputih susu. Dalam komik karya Georges Prosper Remi alais Herge versi Bahasa Indonesia, namanya ‘Snowy’. Tapi, di versi Inggris, loyalis setia Tintin dalam suka dan duka itu diberi nama ‘Milo’.
Sudah sepekan ini Milo tak mau makan. Sudah dicoba berbagai alternatif. Dari makanan basah, sampai makanan semi obat yang direkomendasikan dokter dan hanya bisa dibeli secara daring. Milo masih pucat. Meski malam pun sudah kami ubah polanya, tak harus masuk kandang. Tidur saja di area dapur. Ia tetap tak segairah dulu. Berlari menyambut tuannya datang, manja di kaki bos besarnya -Kirana, dan juga aktif mengejar-ngejar bola maupun mainan-mainan lainnya.
Sabtu pagi, ia kami rawat inapkan di Satwagia RND, Mencong, Ciledug. Kondisinya membaik karena mendapat pasokan asupan lewat infus di kaki. Pun demikian, suhu badannya masih di bawah normal. Padahal, pekan lalu ia gagal divaksin karena temperaturnya tinggi, 40 derajat Celsius.
Sore itu, kami mendapat rujukan agar Milo dibawa ke Veteriner Bintaro. Ia harus dicek melalui xray, untuk mengetahui apa sebenarnya masalah pada tubuhnya. Kami boyonglah dari Mencong ke Bintaro. Tertidur di alas jok mobil.
Setelah medapat hasil sinar rontgen, Dokter Hewan Nora Anggraini dari Satwagia menjelaskan kondisi Milo amat kompleks. “Nampak ada gas di lambungnya. Paru-parunya juga kurang bersih, mungkin itu sebabnya nafasnya berat,” kata Nora. Selain itu, jantungnya mengalami pembengkakan.
Sabtu malam, ia masuk kandang lain dengan alat penghangat khusus. Dokter sudah memberi isyarat bahwa penyembuhannya bakal lama. Ada kasus lain, seekor kucing juga bernama Milo, ‘lewat’, tak bisa bertahan. Kira menangis sesenggukan mendengar kisah itu. Sedih bukan main.
Dan Minggu pagi ini, datanglah kabar menyesakkan itu. Milo meninggalkan dunia. Tak kuat bertahan dalam usia setengah tahun. Ia dimakamkan di kuburan tak jauh dari klinik.
Selamat Jalan, Milo. Terima kasih atas keceriaan yang kau berikan tiga bulan kemarin. Kami sudah berbuat maksimal dan terbaik untukmu…