Sekali lagi makan sebelum meninggalkan Aceh. Contoh bagus sebuah restoran membranding diri.
Begitu mendarat dari Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, iring-iringan mobil kami menuju rumah makan di kawasan Pertamina, Blang Bintang, hanya sekitar tiga menit dari bandara. Saat hendak meninggalkan Aceh, empat hari kemudian, kami kembali ke area yang sama.
Hanya saja, kali ini lokasinya berbeda. Nama restorannya cukup ikonik, “Rumah Makan Aditya Jaya Ayam Pramugari”.
“Terkenal, Pak. Karena banyak pramugari makan di situ setelah pesawatnya mendarat. Selain itu, kaki ayamnya panjang-panjang. Jenjangnya kayak kaki pramugari, beda dengan kaki ayam lainnya yang pendek-pendek,” kata Yusuf, sopir mobil sewaan kami.
Ramai benar, restoran itu. Meski pada kunjungan ini kami belum beruntung berjumpa mbak-mbak inong pramugari. Istilah ‘ayam pramugari’ bukan monopoli milik rumah makan ini, tapi sudah jadi jenama alias branding salah satu kuliner khas Aceh. Ayam pramugari digoreng di dalam minyak panas hingga matangnya merata. Saat sudah berwarna kecokelatan, ayam pramugari ini diberikan potongan daun pandan, temuru serta daun jeruk.
Selain dimakan di lokasi, ayam pramugari bisa juga dibungkus. Syaratnya, selama belum masuk kulkas, jangan dimakan lebih dari 12 jam. “Harga per potongnya Rp 15 ribu. Sepaket bisa isi empat. Dua dada, dua paha,” kata Hendra, salah satu pelayan di situ.
Ayam pramugari ini mirip dengan ayam tangkap yang sudah lebih dulu kesohor di Aceh. Dalam sehari, warung tersebut mampu menghabiskan 300 ekor ayam kampung. Satu porsi ayam pramugari terdiri atas empat potong dengan menggunakan satu ekor ayam.
“Pelanggan paling banyak hari Sabtu sama Minggu. Untuk ayam harga perpotongnya adalah Rp 15.000,” kata Sofyan dikutip Detikfood, Detikcom.
Warung makan Aditya Jaya buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB. Untuk nama ayam pramugari sendiri dipopulerkan oleh pelanggan yang kerap makan di sana.
“Pelanggan yang memberi nama ayam pramugari karena paha ayam ini panjang dan lurus. Mirip-mirip paha pramugari karena paha pramugari itu panjang-panjang gak ada pramugari pendek,” jelas Sofyan.
Ayam yang diolah Sofyan pada rumah makan miliknya yaitu ayam kampung hasil peranakan dengan ayam siam. Menurutnya, dia sudah membuka rumah makan sejak tahun 70an. Ketika itu lokasinya masih di kompleks bandara lama.
“Nama warung ini sebenarnya Adytia Jaya. Tapi banyak orang tidak tahu kalau dibilang rumah makan Adytia Jaya. Karena orang lebih mengenal dengan ayam pramugari,” ungkap Sofyan.
Oke dong, catatlah salah satu makanan khas Aceh untuk dikunjungi dan dijadikan oleh-oleh: Steward Kitchen alias Ayam Pramugari!