Bill Clinton Petani Kayu Putih

Salah satu alumni Kartu Prakerja, berjuang di jalan sunyi jalur pertanian.

“Selamat datang di dunia pertanian. Sekilas memang tak nyaman, tapi di dunia ini tak ada yang nyaman…”

Pernyataan itu disampaikan Bill Clinton Saragih, petani kayu putih dan nilam di Aceh. Ia lahir pada 1994. Era jaya-jayanya William ‘Bill’ Jefferson Clinton menjadi presiden ke-42 Amerika Serikat. Saat Bill lahir, ‘Bill Clinton seniornya’ sedang ramai di pemberitaan karena lagi berkunjung ke Indonesia.

Ramah Bill menunjukkan area kerjanya di ladang pertanian di wilayah Lamteuba, Aceh Besar. Sejam perjalanan dari Banda Aceh ke arah Pegunungan Seulawah, tak jauh dari lokasi wisata air panas Aceh Besar, Ie Suum.

“Dari Program Kartu Prakerja saya belajar bahwa ilmu itu harus saling melengkapi. Ketika ambil pelatihan rias, saya berimajinasi, begitu pula saat mengambil pelatihan pertanian ini,” kisah Bill.

Pria 28 tahun ini merupakan perantau asal Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang tinggal di Aceh sejak 2015. Setelah berhenti dari bangku perkuliahan, kini ia mulai memantapkan diri fokus menggeluti bidang pertanian.

Dikutip Zuhri Noviandi dari Kumparan, teman perjalanan saya ke lokasi peliputan, dunia pertanian bukanlah hal baru bagi Bill Clinton. Kedua orang tua Bill merupakan petani, sedari kecil dia sudah terbiasa ikut membantu sang ibu dan ayah. Berangkat dari itu, Bill kini bertekad ingin sukses menjadi petani muda.

Perjalanan panjang Bill mulai menanami tanaman yang menghasilkan minyak (Essential Oil) tidak mudah, di pernah mencoba tanaman serai wangi dan beberapa tanaman lainnya. Namun, usahanya itu terhenti lantaran harga jual anjlok hingga merugi.

Bill tidak putus semangat, langkahnya tidak berhenti sampai di situ. Dia mulai memutar otak mencari berbagai peluang dan informasi terkait tanaman yang bisa menghasilkan nilai ekonomis, hingga akhirnya dia menemukan tanaman minyak kayu putih.

“Saya awalnya cari tahu dari baca-baca informasi, lihat di youtube dan internet, lalu saya tertarik,” kata Bill.

Bill menceritakan, ihwal mengambil pelatihan program Kartu Prakerja saat dirinya mendapat informasi di media sosial dan internet. Lalu tertarik dan mencoba untuk mendaftar. Bill akhirnya lolos sebagai peserta di gelombang kedua pada tahun 2020.

Pada saat itu Bill mengambil pelatihan tentang bagaimana mengelola media sosial atau platform digital untuk mengembang usaha. Dari pelatihan itu, akhirnya membuka langkah dan wawasan Bill dalam mengembangkan bisnis Essential Oil yang sedang ia bangun.

Ia berpendapat, Program Prakerja sangat bermanfaat. “Saya sendiri merasakannya. Karena ada benang merah yang benar-benar bisa kita kutip dan kita ambil ilmunya dan diterapkan di dunia realita,” ujarnya.

“Seperti contohnya penggunaan instagram untuk menghasil uang. Itu kan menggunakan media sosial, Facebook juga, sekarang kan lagi gencarnya digitalisasi, dan sekarang saya juga memasarkan minyak kayu putih ini di media sosial,” tambahnya.

Tak hanya itu, sebut Bill, insentif yang diterima dari pelatihan tersebut juga digunakan untuk menambah modal usaha.

“Insentif sekitar 600 ribu per bulan dan saya mendapat 2.4 juta. Saya gunakan untuk tambahan modal usaha, memperluas jaringan minyak kayu putih dan nilam. Kebutuhan pribadi juga ada tapi tidak banyak paling cuma Rp 100 ribu,” katanya tersenyum.

Sejak dua tahun terakhir pasca mengikuti program Prakerja, usaha minyak kayu putih dan nilam yang dikelola Bill bersama kelompoknya berjalan dengan baik. Kini, Bill telah memantapkan diri fokus menanam dan memproduksi minyak kayu putih, dia percaya usaha ini akan berkembang besar.

Kini, lahan tanaman kayu putih yang sudah menghasilkan minyak dikelola Bill seluas 37 hektare. Namun, kendalanya mereka belum bisa panen lantaran mesin penyulingannya masih dalam proses perbaikan.

Bill mengungkapkan, dirinya berani memutuskan memilih jalan hidup di dunia pertanian karena potensi dan peluang bisnis ia temukan cukup besar. Menurutnya, dunia pertanian jangkauannya luas dan tidak akan pernah berhenti.

“Jujur saya haus akan pelatihan, makanya kemarin ketika lulus dalam pelatihan Prakerja itu saya sangat bersyukur. Karena sangat bermanfaat untuk mengembangkan diri. Upgrade skill terus, jangan malu bertanya kalau salah ulangi lagi,” ucap Bill.

Bill mendorong anak muda di Aceh saat ini harus berani dan tidak malu mengambil peluang usaha di bidang pertanian. Baginya, menjadi seorang petani itu sangat menyenangkan.

“Kita bertani untuk kebutuhan hidup. Bagi pemuda Aceh atau di mana pun, mari kita bertani. Bertani sangat menyenangkan, tidak membosankan,” pungkas Bill yang siang itu mengenakan jersey klub Liga Mexico, Rayados Monterrey.

Leave a Reply

Your email address will not be published.