Beberapa kali perjalanan dinas saat Piala Dunia berselang. Beda-beda kisah nobar di hotel.
Hak siar Pala Dunia 2022 di Indonesia dimiliki Grup Emtek. Baik SCTV, Moji, Nex Parabola, maupun tayangan streaming berbayar Vidio.com. Kebetulan saja, karena tugas sebagai pekerja dan atas kepercayaan serta karunia Tuhan, saya mengalami perjalanan dari kota ke kota. Sempat nonton bareng di hotel kota-kota itu, meski saya sudah membeli paket vidio.com, yang kelancaran koneksi internetnya tergantung pada akhlak dan budi baik kita, hehehee…
Pembukaan Piala Dunia berlangsung saat saya di Banda Aceh. Menginap di Hotel Hermes. Di sana, tarif nobarnya Rp 35 ribu. Mau ada satu, tiga atau empat match -saat itu masih fase grup- ya bayarnya sama.
Sempat juga saya bertugas ke Surabaya, nginap dua malam di JW Marriott, Embong Malang. Sebagai salah satu hotel bintang lima terbaik di Kota Pahlawan, ongkos duduk di kursi resto Rp 200 ribu semalam. Ada beberapa layar di sana. Saya cuma lihat sekilas. Tak nonton sebagai tamu berbayar.
Kali ini, fase gugur perdelapanfinal, saya menuliskan catatan ini pada Senin pagi, 5 Desember 2022. Dari tepi pelabuhan Jayapura, lantai dasar Hotel Swissbel. Jam 5.30 alias setengah enam pagi Waktu Indonesia Timur, laga Inggris melawan Senegal di babak 16 besar ada di menit ke-70. Tim ‘Tiga Singa’ unggul 3-0 atas Tim ‘Singa Teranga’. Hahahaa… dengan jam tayang seperti ini, Anda bisa bayangkan, laga berakhir saat warga Papua akan berangkat bekerja.
Di sini, saya disambut pelayan hotel bernama Rio Wanggai, karyawan Swissbel Hotel Jayapura. Ia menuturkan, tarif nobar di layar lebar Swissbel Jayapura seharga Rp 100 ribu. Jadi, kalau misalnya sehari dua match ya bayarnya tetap seratus ribu saja. Ada dua paket, sih, sebenarnya.
“Kami ada dua paket. Yang Rp 100 ribu minumnya pilih Coca Cola atau Sprite,
Yang Rp 150 ribu minumnya bir,” jelas Rio. Selain itu dapat kacang dan kentang.
O ya, Rio masih sodara kah ama Patrich? Main bola juga kah? Nama keluarga mereka sama dengan marga pemain Persipura.
“Masih saudara. Dengan Patrich, dengan Immanuel Wanggai. Tapi saudara jauh. Sa main bola, tapi bukan profesional,” tukasnya.
Mari kita nikmati Piala Dunia. Jangan ngoyo, tetap jaga kesehatan. Ambil positifnya dari perjuangan para pemain dan negara-negara itu. Lakukan yang terbaik untuk bikin bangga!