Setiap empat tahun, Piala Dunia menghadirkan euphoria tersendiri di Tanah Papua. Belanda dan Brazil jadi jagoan utama.
Datanglah ke Jayapura saat World Cup digelar. Suasanya begitu berbeda. Rumah-rumah, jalanan, mobil berlomba pasang bendera negara-negara peserta Piala Dunia. Saat berkunjung ke Jakarta beberapa pekan sebelum Qatar memulai perhelatan sepak bola terakbar ini, sahabat saya, Eveerth Joumilena ingin sekali pulang ke Papua membawa bendera dan jersey ‘Tim Oranye’ Belanda. Syukurlah, sahabat saya lainnya yang bergerak di dunia per-jersey-an, Tomi Rawon, mampu memenuhi hasrat Eveerth.
Dan, benar saja. Kala tiga hari kemarin berkesempatan keliling kota Jayapura, nampak demam Piala Dunia ada di mana-mana. Toko Manokwari Bakery, jenama utama oleh-oleh khas Papua kue bolu gulung, memasang tinggi bendera Belanda di pusat produksinya kawasan Jalan Sam Ratulangi. Selain itu, di sisi kiri jalan utama dari Jayapura menuju Abepura, berjejer penjual jersey dan bendera raksasa negara partisipan Piala Dunia.

“Berapa jersey Jepang ini, Mama?” tanya saya kepada perempuan penjaga lapak, tentang ‘Negeri Matahari Terbit’ yang semalam sebelumnya keok adu penalti dari Kroasia.
“Rp 200 ribu,” jawabnya.

Dalam perjalanan kami berpapasan dengan mobil-mobil pickup. Satu membawa bendera Brazil, dan satu lagi memancang bendera Belanda di dekat bak terbuka. Ada juga sebuah angkot menunggu penumpang arah Entrop-Abepura memasang bendera Portugal seukuran seperempat kaca belakangnya.
Tak kalah unik, penjual pinang -cemilan khas Pace Mace Papua seharga Rp 10 ribu sebubgkus- di sisi jalan pun memasang bendera Brazil di depan meja jualannya. Biji-biji pinang kerap dijual sepaket dengan sirih, dan kapur.


Dan, sampailah saya di rumah Eveerth, di Perumahan Joko Indah, Sentani. Lewat sedikit, tak jauh dari bandara dan Stadion Barnabas Youwe, markas Persidafon Dafonsoro, Tim Liga 2 dari Kabupaten Jayapura.
Aih, tepat sekali, kaka. Bendera Belanda ukuran jumbo terpasang di teras Eveerth, kawan baik saya yang Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Papua. Di gang yang sama, tetangga baris depan rumah Eveerth warga memasang bendera Brazil.

“Saya pendukung Jerman, tapi sekarang ikut suami bela Belanda,” kata Sisca, isteri Eveerth yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Papua tanah sepak bola. Talenta hebat lapangan hijau tak habis ditemukan di Bumi Cenderawasih. Namun, setiap World Cup tiba, lupakan dulu Persipura dan timnas Indonesia. Sayang memang, Belanda hanya sampai delapan besar.
Next chance better ya, Holland, Papua siap berpesta untukmu…


