Sepekan Einzel di rumah yang membesarkannya. Hari ini kembali ke tempatnya menempuh pendidikan sekolah menengah.
Ikut membersamai kami dari Liburan Natal, Einzel membuat suasana mobil berubah. Berangkat 22 Desember bertiga, kembali pada 26 Desember berempat. Maka, Einzel pun menghabiskan sekitar sepekan di Mahkota Simprug, Ciledug.


Di antara itu sempat pula kami jalan-jalan ke area komersial Bundaran Hotel Indonesia. Entahlah, apa maknanya TransJakarta membangun halte Bundaran HI menjadi dua lantai.
Sempat dikritik karena dianggap menghalangi patung ikon Jakarta, “Selamat Datang”, yang dibangun Bung Karno melalui seniman Henk Ngantung menyambut Asian Games 1962.

“Ya, bangunan komersial itu dibuat karena kan TransJakarta tak punya space untuk berjualan. Sebesar yang dimiliki PT Kereta Api di stasiun-stasiun, atau malah MRT yang basemennya begitu luas,” ungkap seorang kawan.

Sempat juga menjajal J-Sky Ferris Wheel, Wahana Bianglala di AEON Cakung, Jakarta Timur, setinggi 65 meter ya yang mungkin tipis-tipis bisalah dibandingkan dengan Singapore Flyer (tingginya 165 meter) atau London Eye (setinggi 135 meter).
Di liburan ini juga, Einzel sempat pangkas rambut, setelah setengah tahun tak tersentuh gunting. Esok hari, di SMA Debritto, ia punya kesempatan kembali memanjangkan mahkotanya lagi. Asal rapi saja.

Pagi jelang siang ini, melalui Kereta Api Taksaka Tambahan dari Stasiun Gambir menuju Jogja, ia kembali. Semoga bisa terus kuat, tegar, aman, sehat, dan menuntaskan pendidikan menuju masa depan terbaik bagi dirinya.
All the best, Einzel, goes to ‘education city’. Doa kami beserta…
