Garuda, Semoga Kembali Terbang Tinggi

Terbang pertama menggunakan jasa Garuda pada tahun ini.

Kali pertama perjalanan udara 2023 terjadi di awal Februari. Jakarta – Jogja, alias Cengkareng – Kulonprogo. Pulang pergi dalam tiga hari. Berangkat menggunakan Citilink, baliknya dapat tiket Garuda.

Sabtu subuh, 4 Februari 2023, mobil Avanza hitam kami melaju dengan kecepatan super tinggi. Hampir jam lima pagi dari Hotel Alana Palagan, dan harus sampai sebelum jam enam pagi di Yogya International Airport, Kulonprogo. Syukurlah, target itu tercapai dengan baik oleh driver andalan kami, Isa Anshori asal Bantul. Kami pun bisa mengejar GA 207 yang relatif on time dari Gate 2B Bandara Kulonprogo nan amat megah itu.

Senang kembali terbang dengan maskapai flag carrier, alias airlines kebanggaan negeri. Sambil terus berharap, berbagai insentif dari pemerintah dapat kembali mendongkrak harga saham GIAA. Sempat mendapat suspend dari bursa, kini nilainya anjlok lagi di bawah Rp 100 per lembar sahamnya. Sebelumnya, sempat ‘main-main’ di angka Rp 103, dan Rp 105.

TrenAsia menulis, setelah diperdagangkan selama 13 hari (sejak 3-19 Januari 2023), saham GIAA tercatat ditutup koreksi selama 12 hari dan satu hari ditutup pada zona hijau. Pada periode tersebut, akumulasi penurunan harga saham mencapai 62,94%.

Bahkan, selama 10 hari perdagangan saham GIAA anjlok hingga menyentuh auto reject bawah (ARB). Berita baiknya, saham emiten maskapai pelat merah itu mulai menunjukkan tanda-tanda pertahanan ketika ditutup melonjak 6% pada level harga Rp106 per lembar saham dan menyentuh auto reject atas (ARA) pada akhir perdagangan Kamis, 19 Januari 2023.

Masih dari sumber yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan bahwa perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di Bursa. Hanya saja, perseroan akan terus melalukan penguatan terhadap fundamental perseroan, termasuk penambahan armada berbadan kecil (narrow body) guna mendukung operasional perusahaan.

Selain itu, lanjut dia, Garuda Indonesia juga akan terus mengoptimalkan ketersediaan layanan penerbangan dengan armada yang memadai melalui optimalisasi restorasi armada. Perseroan juga tengah dalam persiapan untuk dapat melayani penerbangan haji di tahun 2023.

“Dengan demikian, perseron diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi dan pariwisata Indonesia,” tutup Irfan.

Akhir tahun lalu, Garuda dapat kucuran Rp 7,5 triliun dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang 60 persennya diprioritaskan untuk merestorasi pesawat. Tempo menulis, Garuda berencana mengaktifkan kembali pesawat-pesawatnya yang dikandangkan selama periode 2020 hingga 2022 menggunakan dana bantuan pemerintah.

Sebelumnya, jumlah pesawat Garuda mengalami penyusutan lantaran pandemi Covid-19. Garuda juga menjalani proses renegosiasi pembayaran utang sehingga sejumlah pesawatnya ditarik oleh lessor.

Dari total 142 unit armada terbang per 2019, jumlah pesawat Garuda berkurang tinggal 34 unit per Juni lalu. Setelah Garuda lolos penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), manajemen mulai memulihkan jumlah pesawatnya—disesuaikan dengan peningkatan jumlah penumpang karena penurunan kasus Covid-19.

Setelah PMN terbit, Irfan yakin upaya Garuda untuk menambah jumlah pesawat makin cepat. Hingga akhir 2023, Garuda berencana menghidupkan kembali pesawat terbang sampai 70 unit. Garuda juga akan menambah lima pesawat baru melalui open tender. “Kami prioritaskan lima unit pesawat itu untuk tipe narrow body (pesawat berbadan sempit),” kata Irfan. Pesawat anyar ini akan dipakai untuk melayani penerbangan domestik. Ia berharap pesawat baru nanti berjenis Boeing 737 NG. Namun Irfan tak menutup kemungkinan jenis lain, seperti Airbus A320.

Semoga bisa kembali terbang tinggi, Garuda…        

One Reply to “Garuda, Semoga Kembali Terbang Tinggi”

  1. siap..pak Jojo, smg Garuda yg kita cintai, terbang dg mantaf, kontinyu…berpartisipasi mendekatkan negeri yg terpampang dari Aceh sd Papua

Leave a Reply

Your email address will not be published.