Dari balik kaca Bus Transjakarta, terlihat progres pengerjaan lantai bawah tanah (Moda Raya Terpadu (MRT) Jilid 2.
Semua ada prosesnya. Kita merasa begitu telat punya Mass Rapid Transportation (MRT). Sebagaimana Singapura, Malaysia, atau lebih jauh lagi Amerika Serikat, Belanda, Prancis, Jepang, dan lain-lain memilikinya. Hingga kemudian Presiden Jokowi mewujudkan legacy itu. Tak apalah. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Pun baru Jakarta.
Maka, ketika MRT tahap 1 begitu jadi idola baru, dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia, maka rute sambungannya dari Bundaran HI hingga ke Kota dan bahkan lanjut ke Ancol.
Situs resmi MRT Jakarta menyebut, Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat. Fase 2 ini melanjutkan koridor utara—selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Dengan hadirnya fase 2 ini, total panjang jalur utara—selatan menjadi sekitar 27,8 kilometer dengan total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit. Jarak antarstasiun sekitar 0,6—1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) dan sistem operasi otomatis tingkat 2.
Pembangunan fase 2 merupakan proyek strategi nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategi Nasional. Selain itu, Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 1713 Tahun 2019 tentang Perubahan Keputusan Atas Gubernur Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur Mass Rapid Transit Koridor Bundaran HI—Kota menjadi landasan penetapan jalur dan stasiun di fase 2A.
Fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer. Sedangkan Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer. Fase 2B sedang dalam tahap studi kelayakan.
Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama fase 2A yang meliputi jalur utama sepanjang sekitar 5,8 kilometer dengan enam stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok) dan satu stasiun at grade (Kota) berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT koridor BHI-Kota.
Paket kontrak pembangunan jalur utama tersebut terdiri dari CP201 (dua terowongan dari Bundaran HI—Harmoni, Stasiun Thamrin, dan Stasiun Monas), CP202+CP 205A (Stasiun Harmoni, dua terowongan hingga Stasiun Sawah Besar, Stasiun Sawah Besar, dua terowongan hingga Stasiun Mangga Besar, Stasiun Mangga Besar, dan sistem perkeretaapian (railway systems) serta rel (trackwork)), CP203+CP205B (dua terowongan hingga Stasiun Glodok, Stasiun Glodok, dua terowongan hingga Stasiun Kota, Stasiun Kota, dan sistem perkeretaapian serta rel). Dalam fase 2A ini juga dilakukan penyediaan CP 206 kereta (rolling stock).
Kedua, fase 2B yang terdiri dari Stasiun Kota, Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol hingga Depo di Ancol Barat sekitar 5,2 kilometer. Fase 2B ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Selain membangun infrastruktur jalur utama kereta, pembangunan fase 2 juga akan meliputi penataan kembali area Jalan Gajah Mada—Jalan Hayam Wuruk dengan pelebaran akses pejalan kaki (trotoar) dan pesepeda, termasuk penyediaan rak sepeda (bike rack) di setiap stasiun MRT Jakarta dan area turun naik penumpang (drop on/off) untuk bus non-BRT, mobil yang membawa penumpang prioritas, dan logistik. Selain itu, pembangunan kembali halte-halte BRT Transjakarta yang terintegrasi secara fisik ke akses masuk stasiun MRT Jakarta, seperti yang sudah dilakukan di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan Halte BRT Transjakarta Bundaran HI. Sejumlah gedung-gedung sepanjang koridor akan terintegrasi langsung dengan stasiun MRT Jakarta serta dapat digunakan sebagai area menurunkan penumpang (kiss and ride).
Di sini ada kisah jam besar di atas pos persimpangan Bundaran Hotel Indonesia mesti dipinggirkan. Juga bakal mengeduk kawasan Monas dan menjadikan stasiun bawah tanah di sana.
Sabarlah, warga Jakarta dan sekitarnya yang terimbas kemacetan ini. Nanti semua juga akan keren pada waktunya. Berdoa sajalah agar berumur panjang…