LRT Pulomas

Sekian tahun ada moda transportasi umum modern di Jakarta Timur, baru kali ini berkesempatan mencobanya.

Selalu ada cara kreatif ahli bahasa kita. Kalau MRT yang aslinya Mass Rapid Transportation diterjemahkan sebagai Moda Raya Terpadu, maka Light Rail Transit dijadikan Lintas Raya Terpadu.

Jakarta awalnya membangun LRT untuk memudahkan mobilisasi massa selama perhelatan Asian Games dari lokasi pertandingan basket di Kelapa Gading menuju venues balap sepeda di Rawamangun. Sayang, saat Asian Games berlangsung pada Agustus 2018, pembangunannua belum sepenuhnya rampung. Jadilah LRT hanya beroperasi terbatas saat itu.

LRT Jakarta memiliki jalur sepanjang 5,8 km yang melayani enam stasiun, dari Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, sampai Velodrome, Rawamangun. Jakarta. Tairfnya jauh dekat Rp 5 ribu.

Project LRT dimiliki dan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Layanannya sendiri dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT Jakarta Propertindo, sebuah BUMD milik Pemprov DKI. Pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi penuh 1 Desember 2019.

Semalam saya mencobanya singkat. Usai menjenguk sahabat di RS Columbia Asia Pulomas, eh pas di depan rumah sakit ads halte Equestrian.

“Memang di sini paling dekat dengan kawasan arena pacuan kuda Pulomas,” kata karib ini. Saya pun menjajal LRT ini hanya untuk perjalanan satu stasiun. Dari Equestrian ke Velodrome. Pada jangka panjang, jalur ini akan diperpanjang di utara hingga Kemayoran dan di selatan sampai Halim.

Sebagaimana saya pernah menggunakan LRT di Palembang dan Singapura tentu saja LRT menjual rasa nyaman. Bebas macet dan bisa melihat pemandangan kota dari atas. Itu bedanya dengan MRT yang kebanyakan jalurnya di bawah tanah.

Semoga pengembangan transportasi modern ini bisa terus dilanjutkan. Terutama pada LRT Jabodetabek dari Cawang-Dukuh Atas-Cibubur-Bekasi Timur yang harapannya beroperasi 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published.