Jatuh cinta lagi pada sebuah serial di Netflix. Tentang ambisi, kotor, (dan hebatnya) berpolitik.
Kali ini, yang membuat saya tergila-gila dan teradiksi dari webseries berjudul ‘House of Cards’. Kita sebut saja HoC. Masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Pun ternyata ini film tahun 2013. Tak beda dengan ‘Blacklist’ yang baru saya tamatkan hingga season 9.
HoC berkisah tentang dunia politik di Amerika Serikat. Meski sebenarnya dari novel adaptasi yang sempat ditayangkan di BBC berlatar kisah politik Inggris pascaera Perdana Menteri Margareth Teacher. HoC versi AS merupakan serial televisi pertama yang diproduksi studio khusus untuk Netflix.
HoC yang Amerika ini menampilkan tokoh sentral Francis alias Frank Underwood, dimainkan oleh Kevin Spacey. Politisi, anggota Kongres dari distrik South Carolina dari Partai Demokrat. FU (hahaha.. dibaca ef you) didampingi isteri Claire Underwood, pekerja NGO Prakarsa Air Bersih (Clean Water Initiative) yang tak kalah ambisius.
Sebagaimana film-film keren Amerika, yang menjadi kuat tak hanya cerita, plot, atau bintangnya. Tapi juga kekuatan dialognya. HoC dimulai dengan adegan Frank Underwood membunuh anjingnya yang jadi korban tabrak lari. Saat menghabisi nyawa piaraannya di depan rumah, Frank berkata, “Ada dua jenis rasa sakit. Rasa sakit yang membuatmu kuat, atau rasa sakit sia-sia. Rasa sakit yang hanya penderitaan. Aku tak punya waktu untuk yang sia-sia”. Dan ia pun menghabisi hewan itu. Tentu saja adegannya tak ditayangkan di layar, daripada diprotes para pencinta binatang.
Frank juga berdiri sebagai anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Isteri), nampak pada adegan saat Claire marah karena 9 jam tak bisa mengontak suaminya, dan sebal harus menitip pesan di telepon. Claire menuntut maaf dari Frank. “I am sorry,” kata Francis Underwood.
Di episode 1 (Netflix menyebutnya Bab 1) muncullah “tokoh sentral” lain, jurnalis The Washington Herald. Cewek gigih bernama Zoe Barnes. Awalnya ‘annoying’ mendekati Frank Underwood, sampai sang politisi tersipu mengenalkannya pada sang isteri. Hingga akhirnya hubungan mereka menjadi sangat, sangat dekat, dan berujung pada kematian.
Pada dunia media, kisah Zoe berbicara tentang persaingan di dunia kerja, kompetisi untuk meraih sukses, terutama di industri media, demi tulisan-tulisan eksklusif.
Episode ini juga berbicara tentang loyalitas dua anak buah Frank: Peter Russo serta Doug Stamper. Bagaimana saat Frank dan Doug “membebaskan” Peter Russo, seorang anggota kongres juga, yang ditahan polisi karena mabuk saat berkendara. Cara melepaskan Russo sungguh berkelas, melobby polisi senior yang berminat menjadi calon wali kota Washington DC.
Ketika ada orang begitu berutangbudi, Frank dengan tegas berkata kepada Russo, “Yang kutuntut adalah kesetiaan tanpa penuh ragu darimu. Your ultimate loyalty…” Russo pun tak bisa membantah.
Selamat ikut menyaksikan episode demi episode sampai 70-an nanti. Sangat recommended!