House of Cards Episode 3: Karir Melejit Boleh, Tapi Jangan Terlalu Populer

Sosok Zoe Barnes jadi sorotan di episode 3 ini. Prestasi menjulang ternyata tak selalu berbuah sentiment positif.

Masuk ke ulasan Season 1 Episode 3, menarik kalau lampu sorot diarahkan pada Zoe Barnes. Wartawan muda The Washington Herald, awalnya hanya menulis di halaman dalam koran itu. Halaman Metro. Akhirnya bisa punya kedekatan dengan tokoh sentral film ini, Frank Underwood. Bahkan ‘dekat-sedekatnya’.

Dari situ, Zoe bisa dapat bocoran RUU Pendidikan yang bahkan sebagian sudah masuk mesin penghancur kertas. Juga saat Underwood ingin meniupkan nama Catherine Durant sebagai calon menteri luar negeri pilihannya, alih-alih Michael Kern yang disukai Presiden Gareth Walker. Prinsip Underwood, kalau bukan dirinya yang ditunjuk jadi menlu, maka sosok terpilih harus “orangnya”.

Lalu hadirlah Margaret Tilden. Perempuan kaya, sosialita. Pemilik koran tempat Zoe bekerja. Ia datang ke kantor Herald, dan bertemu Zoe bersama atasan Zoe, Tom Hammerschmidt, sang pemimpin redaksi.

“Cathy Durant adalah temanku. Saya tak tahu dia akan jadi Menlu. Dari mana kamu dapat informasi itu?” tanya Tilden.

Zoe berkukuh tak mau mengaku. Bukannya marah, Tilden malah mengagumi integritas Zoe. “Pindahkan dia dari halaman Metro ke halaman depan edisi Minggu,” perinta Tilden ke Tom. Sebuah promosi.

Dengan tulisan eksklusifnya, Zoe naik daun. Ia mendapat slot wawancara televisi. Sayangnya, popularitas itu membuat Tom tak suka. “Kamu saya banned interview teve sebulan,” kata Tom.

Saat Zoe hendak melawan, Tom menambah ancamannya. “Mau sebulan atau selamanya?”

Well, kadang di dunia kerja kita harus tahu diri. Kapan berprestasi, tapi kapan jangan terlalu mencorong melebihi atasan…

Leave a Reply

Your email address will not be published.