KKR Sibotodai

Ini hiburan tersendiri setiap makan di Lapo Terminal Pasar Senen.

Kadang kalau jenuh dengan menu makan siang yang itu-itu saja, saya memilih pergi ke Terminal Pasar Senen, Jakarta Pusat. Kadang makanan dikirim lewat jasa kurir online, kadang pula datang sendiri. Apalagi kalau ada sahabat yang jadi teman ngobrol.

Lapo Sibotodai namanya. Di antara lebih dari lima lapo lain di lokasi itu, di situ selalu ada yang lain menunya. Bukan hanya menu dalam arti sebenarnya, tapi juga penyemarak suasana. Silih berganti pengamen masuk. Bak konser gerejawi. Jangan dihitung berapa uang kita keluar, karena charity itu tak pernah dipaksa. Tapi, hitunglah sukacita yang keluar.

Beberapa menyanyikan lagu Batak. Namun, paling banyak ya yang menyanyikan lagu rohani. Saya suka pada momen kala memberikan lembar oranye ke kantung “persembahan” mereka, lalu saya berdiri dan berduet satu baris saja seperti yang mereka nyanyikan.

Pernah sambil menghaturkan rupiah, saya bernyanyi bareng, “Siapakah aku ini, Tuhaaaan… jadi biji mataMu?” Atau Rabu siang tadi, ketika Bapak di foto ini, kami bersama berlagu, “Berhembuslah Roh Kuduuuus…” Norak? Biarlah. Saya melihat abang penyanyi itu juga ikut gembira. Bukan karena lembar duitnya, tapi melihat sukacita terpancar dari audiens. Untuk yang di foto ini, saya tak sempat nanya namanya. Bahkan saya ragu dia normal atau tuna netra.

Datanglah ke lapo di Pasar Senen ini, dan rasakan “KKR”, Kebaktian Kebangunan Rohani saat makan siang…

Leave a Reply

Your email address will not be published.