House of Cards Episode 5: Akrobat di Gala Dinner

Frank dan Claire Underwood menunjukkan kekompakan saat event besar pesta amal diganggu pendemo.

Suami isteri punya latar kepentingan berbeda. Tapi mereka harus saling bantu. Praktik itu ditunjukkan mereka berdua. Claire Underwood pemimpin NGO Prakarsa Air Bersih yang lagi punya hajatan cari dana besar di hotel mewah, dengan undangan ‘big name’ juga. Sementara itu, anggota kongres Partai Demokrat Frank Underwood sedang sibuk mengegolkan RUU Pendidikan yang penuh kontroversi.

Dua irisan itu dimanfaatkan Martin Spinella, aktivis guru yang berinisiatif melakukan aksi demonstrasi di event Claure. “Saya butuh 200 orang untuk unjuk rasa. Tak peduli mereka guru atau bukan. Suruh pakai kacamata, biar nampak cerdas,” begitu perintah Martin beberapa jam sebelum event.

Pesta amal disarankan batal. Demikian kata pihak hotel yang merasa tamunya akan terganggu. Frank dan Claire tak mau, karena calon donator sudah kadung dikonfirmasi. Tak cukup waktu memindahkan acara. Mereka bersepakat, event digelar di taman, meski langsung berhadapan dengan para pemrotes.

Di kala pesta sukses, banyak dana diraih, tapi makanan masih berlimpah termasuk daging iga favorit Frank, ide itu muncul. Tuan rumah menyajikan makanan kepada para pengunjuk rasa. Martin menolak, tapi mayoritas menerima. Berita di tv merebak, “Para Pendemo Memilih Iga Daripada Berorasi”. Mereka bubar setelah perut kenyang.

Jadi ingat ungkapan yang merebak saat Indonesia menghadapi krisis ekonomi 1965 dan berujung pada pemberontakan PKI, “Perut lapar mudah dihasut.” Atau ucapan senada lain.. “No cr-eat-ivity without eat”. “Tak ada logika tanpa logistik.”

Hebat ya, strategi mereka ini. Mengubah krisis jadi kemenangan…

Leave a Reply

Your email address will not be published.