Palabuhanratu Selatan Sukabumi

Terlanjur ke Sukabumi, usai rafting kami lanjut ke Palabuhanratu. Sekadar ingin tahu. Kapan lagi bisa ke sini?

Nama resminya Palabuhanratu. Meski banyak juga yang terlanjur biasa menuliskan dengan “Pelabuhan Ratu”. Ada di bagian selatan Kabupaten Sukabumi. Terkenal dengan pantainya yang langsung bertepian dengan Samudera Hindia.

Sejak ngobrol dengan Dodo petugas front office arung jeram Arus Liar, kami sudah mendapat wawasan tentang luasnya daerah administratif kabupaten berpenduduk 2,5 juta jiwa ini. Dari ujung batas Bogor, pantai, hingga border ke Banten. Adapun Kota Sukabumi nyempil di tengah.

“Saking luasnya, muncul desakan agar ada pemekaran. Yang di Palabuhanratu jadi Kabupaten Sukabumi Selatan,” katanya. Namun, Anda sudah tahu sekarang pemerintah melakukan moratorium pemekaran kabupaten, kota, dan provinsi. Kecuali Papua. Maka, Sukabumi Selatan belum jadi kabupaten. Baru sebatas kelurahan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Apa yang menarik di Palabuhanratu? Ya pantai selatan. “Pantai Citepus ini titik ramainya di sini. Tapi sebaiknya jangan berenang” kata Gunawan, pramusaji di restoran Asrie persis tepi pantai. Sore itu, kami menikmati bawal dan sop iga. Memandang laut lepas, dengan para penjaja kuda tunggangan di sekitarnya.

Saya berpose sejenak. Dengan latar cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)-nya Indonesia Power di Pantai Cipatuguran di kejauhan. ​PLTU Pelabuhan Ratu ini lebih dikenal sebagai PLTU Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu Operation and Maintenance Services Unit (OMU) 3 x 350 Megawatt.

Tak jauh dari Pantai Citepus, ada Hotel Samudera Beach. Hotel milik BUMN jaringan Grand Inna ini menyediakan akses meditasi dan kunjungan ke kamar 308 yang diyakini sebagai kamar khusus Nyi Roro Kidul. Kata Detikcom, ada biaya khusus Rp 100 ribu bagi yang ke sana. Untuk tamu menginap gratis.

Tak jauh juga dari Warung Asrie, sekitar 200 meter dari arah berbeda dengan Hotel Samudera Beach juga ada bangunan milik Sekretariat Negara: Pesanggrahan Tenjo Resmi Kepresidenan. Ini Istana Presiden lain. Di luar yang “formal”: Istana Merdeka dan Istana Negara Jakarta, Istana Bogor, Istana Cipanas, Gedung Agung Yogya, serta Istana Tampaksiring Bali.

Detikcom menulis, Presiden RI Pertama Sukarno jatuh hati dengan sebuah bangunan yang berdiri di atas tebing karang menghadap ke Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Namun sayang, bangunan di atas lahan kurang lebih 1500 meter persegi itu sudah dimiliki oleh Mayor Mantiri. Mayor Mantiri menjadikan vila yang bernama Vaya con Dios sebagai tempat peristirahatannya. Sementara Sukarno yang juga dikenal mumpuni dalam hal spiritual, merasa tempat itu sudah cocok untuk dijadikan sebagai tempat tetirah.

Tidak kehabisan akal, Sukarno kemudian membeli lahan jauh lebih luas yang juga berada di pinggir pantai dan mengajak Mantiri untuk berunding dan menukarguling tanah itu. Demikianlah lokasi ini jadi tempat healing Bung Karno yang juga dikunjungi berbagai presiden selanjutnya.



 

Leave a Reply

Your email address will not be published.