“If this was Iran, then mark my words, I will rain hellfire upon them.”
Episode 2 The Diplomat berjudul ‘Jangan Sebut Ini Penculikan’, merujuk pada disekapnya suami sang dubes. Hal Wyler ternyata dibawa pergi dari pesta di kediaman dubes untuk bertemu perwakilan Iran.
Dalam momen pemakaman korban kapal Inggris HMS Courages, terjadi situasi yang tak terduga. Di tengah Perdana Menteri Inggris keliling mengucapkan duka cita, seorang ibu korban berteriak-teriak karena pemerintah Inggris dianggap tak tegas sehingga suaminya jadi korban. “Memalukan. Kau tahu persis siapa pelakunya, suamiku hancur berkeping-keping!” teriak ibu berkulit hitam itu.
Bukannya marah, Perdana Menteri Inggris Nicol Trowbridge -diperankan Rory Kinnear- meminta bawahannya membiarkan adegan itu. “Tidak apa-apa biarkan saja. Dia berhak untuk marah,” kata sang perdana menteri.
Sampai keluarlah pernyataan dari Nicol, “Aku bisa pastikan bahwa aku muak dan marah atas kejahatan brutal ini. Dan, jika ini Teheran, camkan kata-kataku, aku akan menghujani mereka api neraka!”
Seperti umumnya, kita tak bisa menyenangkan semua orang. Ucapan sang PM disambut standing applause perempuan yang menjadi isteri atau ibu para korban. Mereka senang dengan pernyataan keras kepala pemerintahan untuk membalaskan dukacita mereka.
Di sisi lain, ucapan Nicol jadi video-video pendek yang beredar ke mana-mana. Juga jadi headline pembicaraan di televisi. Kedubes AS di London cemas dan gusar atas pernyataan Nicol. Kata Hal Wyler, pernyataan itu “seperti melempar bensin ke api. Apalagi, ia yakin benar, atas konfirmasi dengan Wamenlu Iran, bukan negara Persia itu pelakunya.
Moral ceritanya: sebagai pejabat kita butuh quote emas untuk dikutip. Tapi, kadang ucapan itu bisa jadi bumerang kalau tak dilandasi kebenaran. Ya, meski dia juga pakai kata “jika”, siiih…