Perantau Jakarta asal Surabaya. Mencita-citakan manajemen tim sepak bola harus seimbang. Maju secara industri tapi juga juara dari sisi prestasi.
Senang bertemu Hanafi Habibi di Kebon Sirih. Dikenal sebagai Hanafi Galing, karena dia pemilik akun Facebook ‘Sawunggaling Soerabaia’. “Saya main medsosnya di Facebook, masih orang dulu,” kata lulusan STM Negeri 1, Jalan Patua, Surabaya awal 2000-an ini. Akun FB nya diberi gambar profil: Save Persebaya Now!
Galing ini ‘Bonek’, sebutan bagi pendukung fanatik Persebaya. Ia merantau ke Jakarta, sekarang bekerja di sebuah perusahaan swasta kawasan Sudirman. Arek Manukan Suroboyo ini tinggal bersama isteri asal Jombang di sebuah rumah kos kawasan Jakarta Selatan.
Sudah belasan tahun, Han -sapaan akrabnya di grup WA Bonek Writer Forum yang mempertemukan kami- mensupport Persebaya lewat berbagai kegiatan. Delapan tahun silam, memperingati Hari Ulang Tahun ke-772 Kota Surabaya dan ke-88 Persebaya, Han menjadi salah satu motor laga eksibisi ‘Battle of Heroes’ yang memainkan ‘Andik and Friends’ melawan ‘Team Amigos’ di Gelora Bung Tomo, 13 Juni 2015.
Selanjutnya, hampir tiap tahun Galing dan rekan-rekannya di ‘Class of 88’ membuat desain outfit dengan tema khas melecut Persebaya di peringatan hari jadinya. Persebaya berdiri pada 18 Juni 1927 sebagai Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB), digerakkan oleh M. Pamoedji dkk. Pada tahun ini, di peringatan 96 tahun Green Force, Han memberi tema pada kaos bikinannya, “Stron96elieve.” Tetap dalam tagline besar: Fight Stronger, Believe in History.
Anniversary ke-88 Persebaya dilabeli ‘Beautiful Struggle’, setahun kemudian dengan ‘8reakthrough to 9reatness’, ke-90 sebagai ‘To9ether as 0ne’, 91 dengan tajuk ‘All We Need is Syner91sm of Love’, 92 dengan ‘Bi92respect’, HUT 93 bertitel ‘Coura93ous Journey’, lanjut ‘94 Le94cy’, dan 95 berlabel ‘Fi9thing 5pirit Matter!’
Kelahiran 23 September 1983 itu pun menginisiasi pre-order shirt bertuliskan ‘Gembel Mimpi Juara’, sebagai colekan -untuk tidak dibilang sindiran atau satir- bahwa sebuah tim sepak bola harus berjalan seiring antara bisnis dan prestasi. “Namanya olahraga itu jangan lupakan prestasi,” kata lelaki yang bersiap menjadi ayah beberapa bulan lagi ini.
Galing memendam keinginan untuk kembali bertemu owner Persebaya, Azrul Ananda. “Saya ingin berdiskusi tentang pengelolaan Persebaya. Menurut saya, menaikkan harga tiket seharusnya jadi opsi terakhir,” tukasnya. Galing berpendapat, harga tiket Rp 100 ribu untuk pertandingan kandang Persebaya di Gelora Bung Tomo termasuk termahal di Asia Tenggara.
Ia lalu membagi tautan berita Sportstars, sebuah situs olahraga jaringan MNC Portal, berisi perbandingan harga tiket pertandingan sepak bola di Asia Tenggara. Berita itu menyebut harga tiket Liga 1 rata-rata 8 dollar AS (setara Rp120 ribu), dengan rata-rata gaji harian minimal masyarakat kita sebesar Rp154 ribu per hari. Sementara Liga Super Malaysia – 4,5 dollar AS (setara Rp67 ribu), Liga 1 (Thailand) – 4,2 dollar AS (setara Rp62 ribu), Liga 1 (Vietnam) – 2,5 dollar AS (setara Rp37 ribu), dan Liga Filipina – 1,8 dollar AS (setara Rp26 ribu)
Seharusnya, manajemen klub memberi respek pada perjuangan suporter tanpa pamrih sepertinya. Memberi masukan tanpa pretensi apapun, kecuali kecintaan agar tim kesayangan bisa jadi sukses. Tak hanya jadi cuan tapi juga meraih piala yang lama tak singgah.
Salam Satu Nyali, Hanafi Galing, Wani!