Empat bulan berselang, kembali ke Stadion Indomilk Arena, Legok, Tangerang. Juga ‘mengawal’ Persebaya agar tak pulang dengan poin hampa.
Pernah saya tulis di sini, akhir September 2023 lalu main ke stadion di Kabupaten Tangerang ini. Kala itu, Persebaya bertandang melawan Dewa United, berbagi angka dalam laga imbang 1-1.
Kali ini, 23 Februari 2024 kembali ke Tangerang. Juga naik Kereta Rel Listrik sampai Stasiun Cisauk, lanjut Gojek ke Indomilk Arena. Persebaya away melawan Persita Tangerang.
Pelatihnya beda dengan saat lawan Dewa. Kali ini dibesut Paul Munster asal Irlandia Utara. Hasilnya sama juga 1-1. Paulo Henrique Santos de Azevedo bikin dua gol. Satu gol ke gawang sendiri, satu gol ke gawang Persita.
“Pemain Persebaya hattrick. Satunya dianulir offside,” kata seorang anggota panitia pelaksana Persita usai laga. Sebenarnya ada satu lagi sundulan Paulo di menit-menit akhir laga, tapi bisa di-“off the line clearance” oleh tandukan salah satu pemain belakang Persita.
Seperti juga saat laga Dewa, away Persebaya kali ini dimeriahkan banyaknya Bonek asal Jakarta dan sekitarnya. Saya berkenalan dengan Herman, pria asal Kapasan, yang sehari-hari tinggal di kawasan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Ia merasa enjoy menyaksikan pertandingan di stadion yang ‘tidak terlalu besar’ seperti Indomilk Arena.
“Sayang banyak peluang Persebaya terbuang,” kata pria yang bekerja di bidang teknik di kawasan Kelapa Gading ini.
Saya beruntung bertemu Joko Kris, Bimo, Dokter Heri dan teman-teman dari tim EPA (Elite Pro Academy) alias Persebaya Yunior yang datang menonton laga senior.
Usai laga di stadion berkapasitas 30 ribu penonton dan mulai digunakan pada September 2018 ini, Bonek berpose dengan gembira. Mereka datang dari Jabodetabek, pulang pun menumpang truk militer. Tak ada gesekan dengan ‘La Viola’ atau ‘Benteng Viola’ para pendukung Persita.
Dua tim memang berada dalam ancaman degradasi. Satu poin tak membuat mereka nyaman. Tapi, setidaknya sama-sama tidak kalah bisa memperpanjang nafas Persebaya dan Persita.
