Business Breakthrough: Kalau Semua Orang Pesimis, Saya Akan Cari Tuhan

Ibadah Minggu pertama GMS dilayani Pendeta Philip Mantofa. GMS di luar Surabaya mengikuti lewat streaming. Kali ini dikemas dalam pembelajaran ‘Business Breakthrough: Prinsip-Prinsip Berkat dalam Alkitab’.

Saya datang di ibadah kedua GMS Puri, Minggu, 2 Februari 2025 pukul 11.00 WIB. Ikut sesi kedua, bertema ’5 Roti dan 2 Ikan’.

”Sebagai gembalamu, saya selalu berdoa tentang pekerjaan Anda. Jadi, Anda jangan pernah merasa sendiri,” kata Pastor Philip Mantofa.

Markus 6:35-44 menjadi dasar Firman Tuhan, Yesus memberi makan lima ribu orang.

Philip mengungkapkan, di dunia ini, penyebab perceraian pertama ternyata bukan perselingkuhan. ”Jangan coba-coba soal itu. Tapi, penyebab utama perceraian adalah masalah ekonomi,” katanya.

Bacaan diawali dari sunset. Pada waktu itu hari sudah mulai malam. Tempat itu sunyi.

”Mungkinkah Anda sekarang merasa hidup seperti matahari tengah tenggelam. Usahamu lagi slow, kerja pun tak di-PHK sudah syukur. Bagi Tuhan tak ada sunset, Ia selalu sunrise. Karena itu, Ia disebut Bintang dari Timur. Jangan sampai kehilangan pengharapan dalam hidup ini,” katanya.

Philip menyoroti kesalahan besar para murid ketika menyuruh orang-orang kelaparan itu pergi.

”Jangan belajar memaklumi apa yang masih ada jalur ke Tuhan. Tuhan dan murid-murid sama-sama melihat kebutuhan ’fast need’ di antara orang-orang itu, tapi beda reaksi di antara mereka. Murid-murid ingin orang-orang itu pergi, sementara Yesus ingin membuat mujizat,” urainya.

Ia menekankan, kalau kasih itu untuk mengasihi Tuhan dan sesama, hati kita tidak akan give-up.

”Ingat dalam pekerjaan itu Tuhan punya rencana. Orang bilang ekonomi susah, jangan takut susah. Bukan uang yang bisa kita beri, tapi iman lebih dulu. Kalau mereka semua pesimis, saya akan cari Tuhan, karena saya tahu pekerjaanku akan jadi berkat bagi orang lain,” ucapnya.

Kalau mata kita tak tertuju pada kita, tapi kepada melayani sesama kita dan untuk kepentingan lebih besar, maka Allah akan memelihara.

Ia menekankan, apapun yang Anda terima, janganlah visinya adalah harta. ”Generasi pertama yang babat alas itu, biasanya harus menghidupi adik-adiknya, atau Papa Mamanya. Mereka adopsi manusia-manusia lain dalam hidupnya,” urainya.

Dijelaskan, bahwa karir itu dirintis sejak orang sekolah, bukan setelah wisuda.

”Apa motivasi karirmu untuk masa depan? Jangan jadi quiter yang gampang menyerah saat ada tantangan,” ucapnya.

Philip Mantofa juga menyorot pernyataan Filipus yang menyinggung roti seharga 200 dinar atau senilai gaji setahun. “Manusia cenderung melihat keterbatasan resourcesnya sendiri. Tuhan punya sumber daya tak terhingga. Bagi Tuhan, 5+2 bukan 7, tapi 5 ribu orang,” jelasnya.

Tapi, iman juga harus memiliki perencanaan yang matang. Orang yang beriman adalah orang yang berakalbudi. Ia tahu bagaimana mengelola yang sedikit dari tangannya, tanpa iri atau cemburu pada yang orang lain punya.

“Sesedikit apapun, adalah berkat mula-mula yang ada pada kita. Berapa banyak roti ada padamu? Dalam melakukan mukjizat Tuhan selalu melibatkan seseorang, meski Ia bisa bekerja sendiri. Kalau mau lihat sesuatu yang besar, hargai yang kecil, lihat apa yang ada padamu. Jangan hanya bilang kok hanya ini ya,” katanya.

Dilanjutkannya, kalau kita mau mengelola yang ada, sesedikit apapun, maka Tuhan akan memberi yang belum ada.

”Memang berkat Tuhan yang membuat kaya. Tapi tangan-tangan yang rajin mengundang berkat. Please, jangan berdoa untuk sesuatu yang lebih, kalau yang ada padamu belum dipakai semua,” paparnya.

“Doa yang dilakukan di dekat mezbah yang sedang dibangun, jauh lebih baik daripada doa orang pengangguran. Don’t pray for rain, if you don’t have umbrella in your hand. Ia akan melihat bahwa kita serius. Tujuan milik Tuhan, persiapan milik kita. Tuhan tak pernah memberkati mimpi bolong,” tukasnya.

Dengan mengatur umat itu duduk berkelompok ada yang 50 dan ada yang 100 orang, membuktikan bahwa Tuhan itu teratur dan sangat cinta pada organisasi, well-organized. Me-manage kasih karunia.

”Tak satupun dari kita ini yang memiliki. Kita ini hanya manajer, steward, mengelola karunia Allah. Tak usah iri dengan yang orang lain punya, karena konteks hidup orang berbeda-beda,” terangnya.

Ia juga berpesan, bersyukur jauh lebih berguna daripada mengeluh. ”Berkat itu adalah hubungan dengan Tuhan. Karena Tuhan berkenan, Ia menambah ini dan itu Semua itu hanya bukti perkenanan Tuhan. Give me few years i ll give you more. Jangan marah kalau membandingkan. Jangan marah kalau tak semua keinginanmu dipenuhi. Jangan remehkan berkat tercecer dalam hidupmu,” paparnya.

Di akhir kotbah, Pastor Philip merangkum dalam tiga pesan utama.

Pertama, Rasa tanggung jawab untuk orang lain membuka tingkap berkat.

Kedua, Manajemen yang baik atas apa yang ada adalah permulaan berkat.

Jangan iri pada apa yang kita tak punya, kelola dulu pada apa yang kita miliki.

Ketiga, tetap hargai setiap pekerja saat berkat melimpah.

Selengkapnya di sini

Leave a Reply

Your email address will not be published.